Kehebatan AS Tak Bergantung pada Donald Trump

Kehebatan AS Tak Bergantung pada Donald TrumpPresiden Barack Obama memberikan gambaran yang optimistis soal masa depan Amerika dalam pidatonya di Konvensi Demokrat AS, sembari menegaskan dukungannya kepada capres Hillary Clinton. Tak lupa, Obama juga menyampaikan kritik terhadap rival Clinton, Donald Trump.

Dalam pidatonya di panggung konvensi yang digelar di Wells Fargo Center, Philadelphia, Obama menawarkan gambaran alternatif soal masa depan Amerika yang sangat berbeda dengan gambaran Trump. Taipan real-estate ini kerap menyebutkan bahwa AS akan dibanjiri imigran ilegal, tindak kejahatan dan terorisme meroket, dan kehilangan posisinya di mata publik internasional.

“Saya kini lebih optimistis soal masa depan Amerika ketimbang sebelumnya,” kata Obama, disambut dengan sorak-sorai para hadirin di Konvensi Nasional Partai Demokrat di Philadelphia, Rabu (27/7).




Presiden AS ini juga membidik slogan kampanye Trump dan janjinya untuk “Membuat Amerika Hebat Lagi.”

“Amerika sudah hebat. Amerika sudah kuat. Dan saya berjanji, kekuatan kita, kehebatan kita, tidak bergantung pada Donald Trump,” katanya, dikutip dari Reuters.

Di hadapan para delegasi yang hadir, Obama mengaku yakin Clinton mampu mengalahkan rivalnya dari Republik, Donald Trump, dalam pemilu presiden pada 8 November mendatang.

“Tidak pernah ada seorang pria atau wanita, bukan saya, bukan Bill (Clinton)–tidak ada yang lebih berkualitas dibandingkan Hillary Clinton untuk menjabat sebagai presiden Amerika Serikat,” kata Obama.

“Malam ini, saya meminta dukungan yang sama ketika kalian mendukung saya dulu kepada Hillary,” ujar Obama.




Dalam kesempatan ini, Obama juga mamaparkan sejumlah kemajuan yang terjadi di bawah kepemimpinannya selama dua periode, seperti pemulihan dari resesi ekonomi, reformasi program kesehatan Obamacare dan pembunuhan pemimpin al-Qaidah Osama bin Laden pada 2011.

Namun, Obama juga mengaku beberapa masalah yang timbul selama kepemimpinannya, seperti kebuntuan politik, kekhawatiran soal perpecahan rasial dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Terdapat situasi yang tak akan pernah pulih akibat ditutupnya sejumlah pabrik di Amerika. Para pekerja yang dulu bangga, bekerja keras dan berusaha memenuhi kebutuhan keluarga mereka, kini merasa terlupakan,” ujar Obama.

Setelah Obama berpidato, Clinton muncul ke atas panggung dan keduanya berpelukan, bergenggaman tangan dan melambai kepada para hadirin yang hadir. Kemesraan Obama-Clinton ini merepresentasikan upaya persatuan di kubu Demokrat, walaupun kedua tokoh ini merupakan rival dalam proses pencalonan presiden pada 2008 lalu.

Setelah Obama terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama di Amerika, ia menunjuk Clinton sebagai menteri luar negerinya. Obama kini berharap Clinton dapat terpilih menjadi presiden wanita pertama di Amerika pada pilpres 8 November mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *