Relawan Jokowi Kutuk Insiden di Tol Brexit & Minta Dirut WK di Copot

Relawan Jokowi Kutuk Insiden di Tol Brexit & Minta Dirut WK di CopotJalan TOL Pejagan-Pemalang merupakan bagian dari jalan tol Trans-Jawa yang akan menghubungkan Merak, Banten dengan Banyuwangi Jawa Timur.

TOL Pejagan-Pemalang akan dibangun sepanjang 57,5 kilometer dan melewati 4 daerah, yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Pemalang.

Tol tersebut terbagi ke dalam empat seksi. Yaitu, jalan yang sudah bisa dilintasi yakni seksi 1, area Pejagan-Brebes Barat, dan seksi 2, Brebes Barat-Brebes Timur.

Sisanya, masih dalam proses konstruksi. Nantinya, para pemudik bisa mengambil jalur keluar di pintu tol Brebes Timur (Brexit) untuk menuju ke Brebes. Selain itu, tol tersebut juga terintegrasi dengan ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cipularang, Padaleunyi dan Cipali, di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Proyek pembangunan jalan tol tersebut sempat mangkrak selama 20 tahun karena terhambat mengenai pembebasan lahan. TOL Pejagan-Pemalang ini dimiliki bersama antara PT Waskita Toll Road melalui perusahaan induk PT Waskita MNC Trans Jawa Toll Road.

Tetapi, Waskita Toll Road kemudian mengakuisisi kepemilikan ruas tersebut seluruhnya. Mereka juga mengakuisisi 2 ruas tol Trans Jawa lainnya yakni Kanci-Pejagan dan Pasuruhan-Probolinggo. Untuk pembangunan tol Pejagan-Pemalang, investasi yang ditenamkan mencapai Rp 5,52 triliun.

Jalan TOL Pejagan Pemalang pun diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Jokowi pada Kamis (16/6/2016). Dan Tol ini di gunakan untuk arus mudik pada 2016, namun dalam penggunaannya berubah menjadi bencana kemanusiaan yang menelan korban sekitar 17 orang di pintu Tol Brexit.

Dengan melihat bencana tersebut, Koordinator Jaringan Rakyat Korban (Jarak Tol Brexit), LA Ode Kamaludin mengatakan, pengunaan Jalan Tol pejagan – pemalang keluar pintu brebes timur terkesan di paksakan oleh pihak PT. Waskita Karya sebagai pelaksana Proyek di mana M Choliq sebagai dirut PT Waskita Karya, telah meyakinkan Presiden Jokowi lewat Menteri BUMN bahwa jalan itu sudah bisa di gunakan pada tahun 2016 padahal jalan tol tersebut belum bisa di gunakan.

“Dari info yang di berikan tidak sesuai dengan fakta yang akhir yang mendatangkan musibah mudik paling terhoror di tahun 2016”, ungkapnya.

Kamal menambahkan, peristiwa tersebut sangatlah memalukan bangsa Indonesia terutama Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepeminpinan Presiden Joko Widodo.

Dengan melihat fakta di atas kami tidak rela presiden Jokowi menjadi tumbal dalam pasca peresmian tol brebes timur atau Brexit, tandasnya.

Maka kami sambung Kamal, bersama ratusan Relawan Jokowi yang tergabung dalam Jaringan Aksi Rakyat Korban TOL Brexsit (JARAK) Tol Brexit dalam aksi demonstrasi Senin siang ini (25/7) di kantor pusat PT Waskita Karya Cawang Jakarta Timur, mendesak hal-hal sebagai berikut.

Pertama, Presiden RI Joko Widodo segera memberhentikan secara tidak terhormat, M Choliq sebagai Dirut Waskita Karya, karena kesalahan informasi dan kelalaiannya.

Kedua, BPK RI, agar segera melakukan audit investigasi dalam proyek jalan tol pejagaan-pemalang karena di duga ada bagi-bagi fee dalam proyek tersebut.

Ketiga tambah Kamal, Waskita Karya untuk segera bertanggung jawab, untuk penyeselaian ganti rugi atas korban yang meninggal di sepanjang pintu tol Brexit. Demikian Kamal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *