Tito Karnavian, Pemimpin Tim Penangkap Tommy Soeharto

Tito Karnavian, Pemimpin Tim Penangkap Tommy SoehartoPencalonan Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai pengganti Kapolri Jenderal Badrodin Haiti akhirnya disampaikan secara resmi. Sepak terjang Tito selama ini memang menjadi catatan tersendiri di mata Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri yang merekomendasikan namanya sebagai salah satu kandidat kuat calon orang nomor satu di Korps Bhayangkara.

Saat ini, Tito menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution pada 16 Maret 2016. Dengan menjadi kandidat tunggal Kapolri, berarti hanya butuh waktu tiga bulan bagi Tito menyandang pangkat bintang tiga sebelum menjadi jenderal bintang empat.

Nama Tito mulai dikenal luas setelah memimpin Tim Kobra tahun 2001 yang bertugas menangkap putra mendiang Presiden kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Penangkapan Tommy saat itu terkait pembunuhan Hakim Agung Safiuddin Kartasasmita.

Tito saat itu menjabat Kepala Satuan Reserse Umum dengan pangkat Ajun Komisaris Besar dengan memiliki 23 anggota. Tim Kobra berhasil menangkap Tommy di tempat persembunyian Jalan Maleo II Blok JB, Bintaro Jaya, Tangerang, Banten, pada 28 November 2001.

Sepak terjang Tito berlanjut ketika memimpin tim membongkar jaringan terorisme di Indonesia pada 2004 hingga 2007. Puncaknya adalah pada Januari 2007 ketika Tito yang masuk tim Densus 88 Antiteror membongkar konflik Poso dan meringkus sejumlah pihak yang terlibat.

Keterlibatan Tito bertugas di Poso membuat dia menulis buku bertajuk “Indonesian Top Secret: Membongkar Konflik Poso” yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun 2008. Dalam cover buku tersebut, Kapolri Jenderal Sutanto menuliskan, “Saya bangga dan menaruh penghargaan kepada penulis, yang disela kesibukannya masih sempat berbagi pengalaman dinasnya selama melaksanakan Operasi Investigasi di Poso.”

Penugasan Tito berlanjut tahun 2009 ketika bergabung dalam tim penumpasan jaringan terorisme pimpinan Noordin Mohammad Top. Selama bergabung dalam tim dan dianggap sukses tersebut, pria kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964, itu telah mendapat kenaikan pangkat yang luar biasa.

Bahkan kenaikan pangkat terakhir yang luar biasa terlihat ketika Tito hanya menjabat delapan bulan sebagai Kapolda Metro Jaya sejak Juni 2015 hingga Maret 2016, dan langsung dipromosikan sebagai Kepala BNPT.

Sejumlah jabatan lain yang pernah diduduki Tito yaitu Kapolda Papua pada 3 September 2013, Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran, Kepala Densus 88 ANtiteror Polri 2009-2010, Kepala Densus 88 Antiteror Polda Metro Jaya 2004-2005, hingga Sekretaris Pribadi Kapolri 1997-1999.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *