Saut Situmorang Harus Minta Maaf pada HMI

Saut Situmorang Harus Minta Maaf pada HMIPernyataan Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang di salah satu acara stasiun televisi swasta pada Kamis (5/5/16) malam lalu menunai banyak protes dan kecaman dari para aktivis mahasiswa di Indonesia dan berbaga fihak menilai ucapan saut kebablasan dan ceroboh.

Wakil Ketua Umum DPP AWPI (Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia) Agus Yusuf Menjelaskan: Sebagai Pimpinan KPK Seharusnya Saut bisa menjaga ucapanya serta menempatkan diri dengan kata kata yang baik sebagai figur pimpinan yang memiliki tanggungjawab untuk memberantas Korupsi tanpa tendensius dengan ucapan yang mendiskreditkan salah satu kelompok organisasi.

Saut S mengeluarkan statement politis yang menghasut: “Mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau HMI minimal LK 1, tapi ketika menjadi pejabat mereka korup, sangat jahat, culas, dan licik,” Ungkapnya saat itu dengan Serius. Entah itu sebuah keteledoran kata kata, atau memang sengaja di ucapkan untuk memunculkan gelombang reaksi kelompok.

Kami menyarankan “Kalau masih memiliki jiwa Nasionalisme, lebih baik di segerakan saut harus minta maaf secara terbuka kepada HMI, dan juga kami sarankan saut untuk membaca sejarah” Terangnya. Sabtu (07/05/16)

Masih banyak urusan urusan KPK untuk mengawal NKRI dari Korupsi, kalau memang Korupsi sudah tersistem dalam birokrasi negeri ini maka tugas mulia KPK adalah mengurai benang kusut sistem tersebut sehingga korupsi dapat di antisipasi sebelum terjadi.

Hanya ada satu cara dari kecerobohan kata kata tersebut, harus segera Saut meminta maaf secara terbuka kepada HMI Apabila tidak segera di lakukan maka hukum yang berlaku harus berjalan.

Bagi yang mengerti serta memahami sejarah dan perjuangan HMI, maka ucapan Saut itu menyakitkan bagi segenap rakyat Bangsa Indonesia dan juga Umat Islam di Indonesia, Bukan hanya segenap kader HMI yang Tersakiti, akan tetapi masyarakat yang mengerti akan kiprah HMI juga mengecam ucapan Saut, selain menghembuskan benih Permusuhan Saut Sebagai Pimpinan KPK telah menciderai Demokrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *