Pengumuman Pemenang HSBC Business Case Competition 2016

Pengumuman Pemenang HSBC Business Case Competition 2016Tim Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) yang beranggotakan Edo D. Paryogo, Vanessa Purnawan, Brian Charvia dan Aisyah D. Ahsanti tampil sebagai juara pertama di kompetisi bergengsi HSBC Business Case Competition 2016 yang diselenggarakan oleh HSBC bekerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF). Dengan keberhasilan tersebut, Tim SBM ITB berhak mewakili Indonesia di kompetisi tingkat internasional yang akan berlangsung di Hong Kong, Juni mendatang. Sementara itu, Tim Universitas Trisakti Jakarta dan President University berhasil menduduki peringkat kedua dan ketiga pada kompetisi ini.

“Tim SBM ITB berhasil tampil mengesankan berkat kemampuannya yang cermat dalam mengidentifikasi masalah, menganalisa persoalan secara tajam, cerdas dan mendalam. Melalui kerja sama tim yang solid mereka mampu mempertahankan orisinalitas gagasan-gagasan di hadapan para juri. Kami merasa yakin tim ini layak mewakili Indonesia di kompetisi tingkat internasional untuk bersaing dengan tim-tim terbaik dari berbagai negara,” ujar Nuni Sutiyoko, Head of Corporate Sustainability, HSBC Indonesia.

Untuk menjadi pemenang HSBC Business Case Competition di tingkat seleksi nasional, Tim SBM ITB telah melewati berbagai tahapan seleksi yang sangat ketat dan berhadapan dengan tim-tim dari universitas lain, seperti Universitas Bina Nusantara, Indonesian Banking School, Universitas Pelita Harapan, Sampoerna University, Universitas Parahyangan Bandung, Prasetiya Mulya Business School, Universitas Trilogi, Universitas Indonesia, dan Universitas Atmajaya Yogyakarta. Seluruhnya merupakan universitas terkemuka dengan kemampuan dan ketangguhan yang hampir setara.

Bersama Tim Universitas Trisakti dan President University, Tim SBM-ITB berhasil memasuki babak final. Pada babak ini seluruh peserta dihadapkan pada sebuah studi kasus yang kompleks mengenai perusahaan telekomunikasi berbasis di Tiongkok yang tengah berupaya melakukan ekspansi bisnis dengan membangun pasar baru di Kanada. Strategi yang digunakan perusahaan tersebut adalah Glocalization (Globalization and Localization), namun terbentur dengan berbagai kendala, salah satunya adalah pendapat yang mengemuka tentang keamanan informatika negara yang berpotensi terancam jika mengadopsi solusi yang dihadirkan oleh perusahaan tersebut.

Menjawab tantangan tersebut, Tim SBM-ITB mengajukan solusi melalui kampanye “Better Together”. Melalui kampanye ini, perusahaan telekomunikasi tersebut direkomendasikan untuk melakukan kegiatan sosial yang mampu memperkuat reputasinya sebagai penyedia solusi telekomunikasi berkelas dunia dan berdampak terhadap perkembangan sektor telekomunikasi global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *