Kolaborasi Indonesia dan Belanda Investasikan Masa Depan

Kolaborasi Indonesia dan Belanda Investasikan Masa DepanHari ini, lebih dari 200 perwakilan pemerhati pendidikan Indonesia dan Belanda dan institusi riset, organisasi kepemerintahan serta perusahaan komersil hadir di Erasmus Huis Jakarta untuk mendiskusikan kolaborasi kedepan dalam bidang edukasi, riset dan inovasi serta merumuskan program kerja untuk beberapa tahun kedepan.

Seminar tersebut diusung oleh EP-Nuffic bersamaan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Belanda dimana perjanjian kerjasama (MoU) antara Indonesia dan Belanda dalam lingkup pendidikan tinggi dan kerjasama ilmu pengetahuan akan ditandatangani.

Membangun pondasi kokoh Ferdinand Lahnstein, Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia  dalam sambutannya menyatakan bahwa: “Pemerintah Belanda berkeinginan untuk membangun hubungan jangka panjang di bidang pendidikan, penelitian dan inovasi dengan Indonesia. Salah satu wujudnya adalah peluncuran program beasiswa StuNed fase 5″.

Professor Ainun Na’im, Sekertaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menegaskan, kerjasama bilateral dalam bidang pendidikan tinggi dan kerjasama ilmu pengetahuan akan ditandatangani oleh keduanegara dan akan disaksikan oleh President Joko Widodo esok hari di Belanda.

Seminar adalah perwujudan komitmen kedua negara untuk mengeksplorasi lebih jauh kerjasama dibidang pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan. Hali ini juga merupakan landasan bagi kedua negara untuk membangun sinergi program-program seperti beasiswa yang telah berjalan maupun program-pogram penelitian.

Warisan bersama Seminar diharapkan dapat menjadi awal dari kolaborasi yang lebih terstruktur dalam bidang pendidikan dan riset antara kedua negara yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan kapasitas sumberdaya kedua belah pihak.

Dalam diskusi panel, Profesor Sangkot Marzuki, Presiden Akademi Ilm Pengetahuan Indonesia (AIPI), mengatakan, keterkaitan sejarah antar kedua negara merupakah titik awal yang sangat baik untuk berkolaborasi di masa depan dalam lingkup penelitian. Untuk lembaga penelitian Indonesia, bermitra dengan negara Belanda merupakan sebuah kesempatan yang sangat menarik karena Belanda menawarkan pendidikan tinggi dan penelitian yang berkualitas dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang Indonesia”.

Direktur Presiden LPDP, Eko Prasetyo menambahkan, Internasionalisasi adalah kunci kemajuan mahasiswa Indonesia, universitas dan pada akhirnya negara kita. Kerjasama dengan organisasi Belanda akan membantu kami dalam mencapai tujuan tersebut dan menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Diskusi dan rencana aksi Seminar diakhiri dengan kesepakatan yang dirumuskan di awal dan ditandai dengan penandatanganan kerjasama. Direktur EP-Nuffic, Theo Hooghiemstra menyimpulkan: “Seminar hari ini menunjukan antusiasme kedua negara Indonesia dan Belanda untuk mengoptimalkan kerjasama.

Perjanjian kerjasama (MoU) yang akan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan yang juga merupakan alumni kami, Retno Marsudi, bersama Presiden Republik Indonesia memberikan dasar yang kuat untuk tindak lanjut implementasi.

“Hal ini merupakan tanggung jawab kami untuk mewujudkan apa yang dihasilkan dari diskusi hari ini ke dalam tindakan nyata. Saya berkeyakinan penuh bahwa kita berada di awal kesuksesan kerjasama Indonesia-Belanda,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *