Ketum Gerakan Hejo Eka Santosa Diserbu Seribu Tanya Peserta SEALS 2016

eka santosaSebanyak 57 mahasiswa se-Nusantara peserta Southeast Asia Leaders Summit (SEALS) 2016 di aula Julang Ngapak, Kawasan Eka Wisata dan Budaya Alam Santosa (21/4/2016), Pasir Impun Kabupaten Bandung, “super agresif” menyerbu Eka Santosa, Ketua Umum Gerakan Hejo – mengklarifikasi materi paparan Eka ! Gerangannya, paparan Eka selama 120-an menit pagi itu, bak menghipnotis peserta SEALS. Konteks dan konten paparan Eka mengupas “Pentingnya Membangkitkan Kesadaran Nilai dan Budaya Bangsa, melalui Keberadaan Masyarakat Adat di Indonesia yang Selama ini Terabaikan”.

“Masyarakat adat itu akar budaya bangsa. Bukan malah berusaha dihilangkan. Lihat Jepang, China, Korea, dan Vietnam. Identitas bangsa-bangsa itu, makin kuat dalam kemoderannya. Rahasianya? Mereka tetap kukuh pada akar budayanya. Tidak sebaliknya, modern pun tidak, sadar tradisi pun tidak?! Malah keberadaan masyarakat adat kita dengan kearifan lokalnya, justru digerus”, jelas Eka dalam salah satu paparannya.

Yang dimaksud “seribu tanya” itu datang dari para mahasiswa pilihan – dari ratusan peserta lomba essay tentang kepemimpinan dan kewirausahaan yang diorganisir The Institute of Democracy and Education (IDE). Ragam dan keluasan lontaran pertanyan mereka sangat mendalam dan menukik. Seputar pertanyaan itu, meliputi : Apa yang terjadi dengan peristiwa G 30 S PKI, versi manakah yang mendekati kebenaran ? Marhaenisme itu apa? Orde Baru itu, esensinya apa? Hutan di daerah saya (Sumatera Utara – red) banyak yang rusak oleh kalangan tertentu dibuat industrialisasi yang tak ramah lingkungan, sikap dan tindakan kita? Integritas pemimpin bangsa kita sebaiknya berbasis apa? Kegiatan ekonomi berbasis lingkungan di Kalimantan Tengah, idealnya seperti apa? Pelunturan nilai budaya, sangat saya rasakan di Provinsi Banten, mengapa? Provinsi Banten memisahkan diri dari Jawa Barat, apa sebab?
Diperpanjang

Nah, itu tadi sedikit contoh pertanyaan peserta SEALS 2016 yang mengakibatkan “jam paparan Eka” diperpanjang. “Nanti malam kita teruskan bincang-bincang dengan Kang Eka”, kata Fahadil Amin Al Hasan, Ketua Pelaksana SEALS 2016.

“Wow, setuju kalau begitu …”, serempak seluruh peserta mereaksi tambahan jam untuk Eka. “Beruntung di Alam Santosa waktunya fleksibel, bisa ada tambahan jam”, tambah Hasan Basri, Ketua Harian IDE yang terheran-heran atas antusiasme peserta kepada Eka Santosa.

Menurut Fahadil, training camp (TC) ini berlangsung 4 hari di Alam Santosa (21 – 24 April 2016). TC ini berlangsung atas kerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen UNIKOM Bandung, Himpunan Mahasiswa Rusia UNPAD, dan UIN Bandung, temanya: Contribution of Youth to Development of Social Capital Through Leadership and Entrepreneur.

”Sebelumnya pada 20 April 2016, di Aula Graha Sanusi Hardjadinata, UNPAD Bandung para peserta mengikuti sesi tersendiri. Salah satu pembicaranya Ridwan Kamil, Walikota Bandung, bersama istrinya Atalia Kamil”, tambah Fahadil.

Tokoh lain, pembicara di Aula Graha Sanusi Hardjadinata UNPAD Bandung, di antaranya: Ketua Komisi IX DPR RI Yusuf Macan Effendi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Sodik Mudjahid, Ketua Komisi I Fachrul Razi, Anggota DPD RI Oni Suwarman, Angota Komisi I DPR RI Eni Sumarni, Pelaku Industri Kreatif Gita Gutawa, Founder Tokopedia William Tanuwijaya, Head of HRD Manulife Ardi Lutfi Siregar, dan CEO Jobsmart.com Peter Wijaya.

Kepada ….. ada pengakuan terus terang dari beberapa peserta SEALS 2016:”Pokoknya, paparan Kang Eka dengan program Gerakan Hejo paling top lah buat kami. Makanya, jamnya diperpanjang. Ini yang bikin kami senang, dan seru euy …”, ungkap Abdurahman Ahmad (STTD Bekasi), yang diamini Maribi Dwi Putri Citrarasmi (UPI), Muti Karimah (USU), Phusvita Syafaryah , serta Putri Chandrika Kinanti (UNSRI ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *