Warga New York Tolak Donald Trump

Negara Bagian New York akan melakukan pemilihan primer kandidat calon presiden pada Selasa waktu setempat. Namun Donald Trump menghindari kampanye di New York City karena mayoritas warga kota itu menolak pemahamannya yang dianggap sama sekali tidak mewakili nilai-nilai yang mereka anut.

Menurut laporan CNN, Senin (18/4), mayoritas penduduk New York City menolak kampanye Trump dan menentang prinsip Trump yang dianggap rasis dan kontroversial. Trump sendiri menyadari hal ini dan memilih untuk tidak berkampanye Kota di New York, melainkan di Buffalo, terletak di bagian baratlaut negara bagian New York.

“Dia membuat New York terlihat buruk. Saya tidak menganggap dia sebagai New Yorker. Saya melihat dia seperti saya melihat Paris Hilton atau Kim Kardashian, hanya orang yang terkenal dan kaya,” kata warga New York, Julian Irizarry.

Trump yang lahir di Queens, New York, sangat identik dengan kota berjuluk “Big Apple” itu. Namanya terdapat di sebagian besar pembangunan real estate di Kota New York.

Apartemen Trump Place menjadi semacam ikon, terbentang di beberapa blok kota yang menjadi markas PBB itu. Beberapa gedung juga memuat namanya, sebut saja Trump Parc, Trump Soho New York dan Trump World Tower.

Taipan berusia 69 tahun itu juga sejak lama menghiasi tabloid kota New York, tidak hanya berita soal bisnis tetapi juga kehidupan pribadinya yang diwarnai kawin-cerai.

Namun riwayat hidupnya yang sebagian besar berkutat di New York tidak lantas menjadikannya tokoh favorit. Komentar Trump yang kontroversial soal imigran dan Muslim yang dinilai rasis membuat dia tidak disukai warga kota ini.

“Semua negara punya perwakilan di New York. Dia [Trump] telah menyinggung semua orang di dunia ini kecuali warga kulit putih Amerika,” kata warga New York, James, 40.

Trump mendominasi perhitungan suara kandidat calon presiden dari Partai Republik hingga dua digit, mengalahkan rivalnya Ted Cruz dan John Kasich. Trump mengincar 95 delegasi dalam pemilihan primer negara bagian New York.

“Kau tidak bisa wakili New York dan mengaku New Yorker jika menentang keberagaman di negara ini, terutama di Kota New York. Kita punya Patung Liberty yang mewakili hal besar, yaitu menyambut orang-orang ke Amerika,” kata warga New York lainnya, Lianna Remigao, 19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *