Kubu Airlangga Optimis Menangkan Pemilihan Ketum Golkar

Kubu calon Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto optimistis dapat memenangkan pertarungan pemilihan ketua umum pada Musyawarah Nasional Partai Golkar Mei mendatang.

Ketua tim sukses calon Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Melchias Marcus Mekeng menyatakan yakin dapat mengantarkan Airlangga menjadi ketua umum karena mempunyai kekuatan berupa modal politik yang bagus tanpa harus menggunakan politik uang.

Anggota Komisi XI DPR itu menyebutkan sejumlah modal politik yang baik itu di antaranya Airlangga mempunyai pengalaman di organisasi politik dan juga organisasi profesi yang bagus, memiliki jaringan yang luas baik jaringan politik, sosial maupun ekonomi. “Selain itu Airlangga juga mendapat banyak dukungan dari tokoh-tokoh senior Golkar termasuk sesepuh,” tutur Melchias kepada CNN Indonesia, Kamis malam (10/3).

Airlangga, ujar Melchias, juga tidak terbebani oleh masalah-masalah dibandingkan dengan kandidat calon ketua umum yang lainnya. “Airlangga selama ini tidak pernah dipanggil oleh KPK atau penegak hukum lainnya, seperti kejaksaan atau kepolisian,” kata Melchias.

Melchias menambahkan, satu modal penting lainnya yang dimiliki yaitu Airlangga adalah orang Jawa. Di sini, menurut Melchias, bukan bicara soal suku namun faktor tersebut tak bisa tepis karena realitanya mayoritas pemilih di Indonesia yaitu sebesar 70 persen adalah berasal dari Jawa.

“Dan dari modal itu semua yang paling inti adalah dia (Airlangga) mau mengabdi. Karena menjadi ketua umum adalah pekerjaan berat. Airlangga juga dipandang oleh banyak DPD I dan II Golkar memiliki energi baru, spirit baru, semangat baru,” kata Melchias.

Jadi, dia menekankan, kubu Airlangga tetap yakin menghadapi munas nanti tanpa harus mengeluarkan uang yang besar untuk membeli suara peserta munas. “Kami harus menghindari yang namanya money politic. Itu yang selalu kami sampaikan. Pokoknya kami yakin saja,” ujar Melchias yang sudah tiga periode menjadi anggota DPR.

Namun bicara soal uang, kata Melchias, kalau hanya untuk sekadar membayar ongkos transpor, penginapan, dan makan bagi peserta munas adalah wajar. “Tapi kalau calon ketua umum sampai mengeluarkan uang sampai ratusan juta rupiah atau bahkan sampai miliaran untuk satu peserta munas, itu sudah tidak wajar,” ujarnya.

Karena itu, lanjut Melchias, kalau yang diberikan sudah di luar kewajaran maka harus dihindari karena hal itu yang membuat partai nantinya menjadi terpuruk. “Karena si calon ketua umum sudah mengeluarkan uang di depan terlalu banyak maka target berikutnya setelah dia menjadi ketua umum tentu dia harus mengembalikan duit yang sudah dikeluarkan,” katanya.

Bagaimana cara ketua umum yang terpilih mengembalikan uangnya, Melchias mengatakan si orang tersebut nantinya akan menyuruh kadernya untuk berbuat yang aneh-aneh. “Kalau menurut hemat saya Pak Airlangga tidak akan begitu naif merisikokan uang yang begitu besar untuk sesuatu yang tidak jelas,” ujar Melchias.

Melchias menyadari bisa saja calon ketua umum lain menggunakan politik uang yang jumlahnya besar, dan jika misalnya Airlangga juga ikut-ikutan menggunakan politik uang namun jumlahnya kalah besar maka tentunya bisa kalah. “Malah bisa habis kami karena kalah besar uangnya. Karena itu kami tidak mau menggunakan politik uang,” ucapnya.

Pihak Airlangga, tambah mantan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar itu, sangat mengharapkan dan mengandalkan para kader yang memiliki hak suara di munas, terutama dari kalangan DPD II Partai Golkar yang memiliki jumlah suara mayoritas, menggunakan hati nuraninya dalam memilih ketua umum mendatang. “Kami kembalikan kepada hati nurani para peserta agar terwujud munas yang demokratis, bersih, dan transparan,” ujarnya.

Kubu Airlangga pun siap dan mendukung bila Komisi Pemberantasan Korupsi mengawal Munas Golkar agar politik uang tidak terjadi kembali. “Kami sangat siap. Silakan kalau KPK dan juga lembaga penegak hukum lainnya mau ikut mengawal Munas Golkar,” tutur dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *