OKI Serukan Muslim Sumbang Satu Dolar untuk Masjid Al-Aqsa

OKI Serukan Muslim Sumbang Satu Dolar untuk Masjid Al-AqsaKonferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) akhirnya rampung dan membuahkan satu deklarasi dan resolusi. Salah satu poin dari deklarasi tersebut adalah seruan bagi seluruh umat Muslim untuk menyumbangkan satu dolar untuk Masjid Al-Aqsa.

“Menghidupkan kembali kontribusi finansial kepada Al-Quds Fund dan Waqf, memperluas partisipasi Al-Quds and Al-Aqsa Funds, dengan kontribusi dari Negara Anggota OKI, institusi publik dan swasta, serta menyerukan kepada semua umat Muslim untuk menyumbangkan satu dolar untuk upaya ini,” demikian kutipan resolusi poin ke-15 seperti tertera dalam draf yang diterima pada Senin (7/3).

Merujuk pada draf tersebut, dana yang terkumpul akan digunakan untuk mengembangkan situs suci di Kota Al-Quds, secara khusus Masjid Al-Aqsa. Langkah ini dilakukan untuk menjaga peninggalan sejarah yang juga merupakan identitas Arab-Islam.

Menurut Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, dana yang dihimpun dari masyarakat tersebut akan dikelola oleh Yordania dan Maroko.

“Al-Aqsa itu ada dua, satu di Yordania, satu di Maroko di bawah kerangka OKI. Maroko sebagai pelindung Al Quds Al Sharif, Yordania juga pelindung dari Al-Aqsa. Karena Palestina belum merdeka jadi diberikan kepada Yordania untuk menjadi pelindung,” ujar Hasan.

Sebelumnya, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, juga meminta dukungan finansial dari berbagai negara dan institusi internasional untuk melindungi perekonomian Palestina.

“Israel terus melakukan kolonisasi ekonomi terhadap rakyat Palestina, baik itu Muslim dan Kristen, dengan memberlakukan pajak dan menutup kesempatan investasi,” kata Abbas saat memberikan sambutan KTT LB OKI.

Saat menutup KTT LB OKI untuk Palestina dan Al-Quds AL-Sharif, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pun mengatakan bahwa Deklarasi Jakarta yang dihasilkan memuat langkah konkret pimpinan dunia Islam untuk mendukung terwujudnya kemerdekaan Palestina.

Salah satu tindakan konkret yang tercantum dalam deklarasi ini, lanjut Jokowi, adalah memboikot produk Israel di negara-negara anggota OKI. “Melarang masuknya produk Israel dan berkomitmen melindungi Al-Quds dengan bantuan finansial,” kata Jokowi.

Boikot ini merupakan salah satu butir dalam dokumen Deklarasi Jakarta yang berbunyi, “Menyerukan komunitas internasional mendukung boikot produk yang dibuat di dalam atau oleh permukiman ilegal Israel” di tanah Palestina.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, boikot ini adalah bentuk solidaritas negara-negara Islam terhadap Palestina. Boikot ini akan berdampak besar bagi produk-produk asal Israel, jika dilakukan oleh ke-56 negara anggota OKI.

“Bisa dilihat dampaknya, hitung saja, kalau kita Indonesia memiliki pasar 50 juta, Pakistan punya pasar terbesar 40 juta. Itu sudah berapa juta orang? Berapa miliar pasar yang bisa diboikot?” kata Arrmanatha.

Deklarasi Jakarta ini secara garis besar berisi mengenai langkah konkret dari para negara anggota OKI untuk mendukung terwujudnya kemerdekaan penuh Palestina dari pendudukan Israel.

Melalui deklarasi ini, negara OKI juga menyerukan persatuan negara-negara Islam di kancah internasional dalam hal dukungan terhadap Israel, salah satunya dengan mendesak Dewan Keamanan untuk menindak pembangunan permukiman ilegal yang membuat perundingan damai Israel dan Palestina mandek pada 2014.

“Mendesak negara anggota OKI yang duduk di Dewan Keamanan untuk melanjutkan upaya ini,” ujar isi deklarasi.

Menurut Sekretaris Jenderal OKI Iyad Ameen Madani, keputusan dalam KTT OKI memiliki nilai simbolik yang luar biasa. KTT ini akan dilanjutkan dengan perundingan dan negosiasi, serta upaya rekonsiliasi demi persatuan Palestina.

“Hal ini menunjukkan bahwa seluruh negara Islam peduli dan berkomitmen, bahwa ini bukan hanya masalah regional,” kata Madani.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengapresiasi Indonesia atas suksesnya penyelenggaraan KTT OKI di Jakarta. Menurut Abbas, tindakan Israel dengan pendudukan di Yerusalem telah mengikis identitas sejarah umat Islam dan Kristen di wilayah itu,

“Al Quds adalah jantung Palestina, tidak ada artinya Palestina tanpa Al-Quds sebagai ibu kotanya. Apa yang dilakukan Israel untuk mengisolasi Al-Quds dari Palestina tidak masuk akal,” kata Abbas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *