Dubes Venezuela: Ajaran Bung Karno Relevan dalam Menghadapi Perang by Proxy

rachmawatiPemikiran anti neokolonialisme dan neoliberalisme atau nekolim dari Bung Karno masih relevan untuk digunakan dalam menghadapi peperangan modern. Bung Karno mengajarkan agar pemerintahan di sebuah merdeka dan berdaulat mengembangkan sistem politik, ekonomi dan budaya yang independen dan bebas dari kepentingan asing.

Hal ini disampaikan Dutabesar Republik Bolivar Venezuela, Gladys F. Urbaneja Duran, dalam pertemuan dengan pendiri Universitas Bung Karno (UBK), Rachmawati Soekarnoputri, di Jalan Jati Padang Raya, Jakarta, Rabu siang (24/2).

Dubes Duran mengatakan kunjungan ke kediaman Rachmawati itu dilakukan sebagai tanda penghormatan terhadap Rachmawati yang menurutnya konsisten menjalankan ajaran Bung Karno.

“Situasi global yang kita hadapi tentu berbeda dengan situasi global yang dihadapi Bung Karno dan tokoh-tokoh nasionalis lain pada masa itu. Tetapi justru karena peperangan sekarang menggunakan wajah yang berbeda dan kaki tangan (proxy war) saya rasa ajaran Bung Karno sangat relevan,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Dubes Duran didampingi Sekretris Kedua Kedubes Venezuela Julio Cesar Aray Nardella, sementara Rachma didampingi Wakil Rektor UBK Teguh Santosa.

Dubes Duran juga mengatakan, hal lain yang dia kagumi dari Bung Karno adalah tekad kuat Bung Karno dalam memperjuangkan terbentuknya persatuan di kalangan negara-negara yang baru merdeka pada era 1950an.

“Kami rasa, kami perlu belajar kembali dari Bung Karno cara menjalin persatuan di antara negara-negara yang kini menghadapi ancaman dari luar yang tak kecil,” ujarnya lagi.

Di sisi lain Dubes Duran mengatakan bahwa Venezuela juga memiliki pengalaman dalam menyatukan negeri-negeri terjajah dan mendorong perjuangan bersama sehingga lepas dari cengkeraman penjajah.

Adalah Simon Bolivar (1783-1830) yang berjuang memimpin pergerakan kemerdekaan negeri-negeri Amerika Latin. Namum setelah Bolivar meninggal dunia, negeri yang dia merdekakan terpecah menjadi Bolivia, Ekuador, Kolumbia, Panama, Peru dan Venezuela.

Dubes Duran pun menyampaikan keinginannya mengundang Rachma sebagai salah seorang pembicara ke KTT Gerakan Non Blok yang direncanakan di Caracas bulan Juli tahun ini. Dia berharap Rachma kembali menggelorakan semangat persatuan di kalangan negara-negara berkembang.

Sementara Rachmawati mengatakan, struktur politik dan ekonomi global saat ini pada dasarnya masih menghasilkan dua kelompok negara, yakni negara yang melakukan penindasan dengan berbagai cara, dan negara-negara yang dieksploitasi.

“Sayangnya, kesadaran akan kepentingan nasional di kalangan elite politik yang lemah malah melahirkan kaum komprador yang mempermudah nekolim berkuasa,” demikian Rachma.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *