Penyelam Harus Jaga Ekosistem Pesisir dari Sampah

Penyelam Harus Jaga Ekosistem Pesisir dari SampahPenikmat wisata selam harus bertanggung jawab dan berperan lebih besar dalam menjaga ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil dari sampah khususnya sampah plastik.

“Langkah itu demi mempertahankan keindahan situs penyelaman di Indonesia,” kata Inisiator Divers Clean Action Swietenia Puspa Lestari di Jakarta, Senin.

Lebih lanjut, ia mengatakan sampah, terutama anorganik seperti plastik memberi ancaman besar bagi ekosistem pesisir dan terumbu karang. Jadi penyelam perlu ikut mengambil langkah kongret agar timbulan sampah bisa dikurangi.

Menurut Tenia, penyelam wisata harus berperilaku irit sampah terutama saat beraktivitas di situs penyelaman. Misalnya dengan membawa tempat minum sendiri yang bisa dipakai ulang atau menggunakan kemasan dari bahan yang bisa terurai.

Hal lain yang dapat dilakukan penyelam, menurut dia, yakni berpartisipasi untuk terlibat dalam kegiatan pengolahan sampah oleh masyarakat setempat seperti yang sudah diinisiasi Balai Taman Nasional Kepulauam Seribu di Pulau Pramuka.

“Meski sederhana, namun cara itu efektif untuk mengurangi timbulan sampah,” katanya.

Ketua Asosiasi Usaha Wisata Selam Indonesia (AUWSI) John Sijabat mengatakan potensi sampah yang ditimbulkan penyelam wisata cukup besar seiring makin tingginya minat wisata khusus tersebut. Setiap tahun ada sekitar 5.000 orang yang mengikuti ujian sertifikasi penyelam di Indonesia.

Perilaku hemat sampah oleh para penyelam sangat penting karena sekitar 40 persen situs dari 720 situs wisata selam di seluruh Indonesia adalah pulau-pulau kecil yang minim tempat pengolahan sampah yang memadai.

“Karena itu penyelam wisata memiliki tanggung jawab untuk menjaga situs penyelaman tetap terjaga keindahannya,” ujar John.

Divers Clean Action yang merupakan kegiatan bersih laut telah dilakukan sekitar 100 penyelam dari sejumlah komunitas seperti Miss Scuba Indonesia, Klub Selam Nautika ITB, Global Dive Center, dan Eco Divers Journalist tepat pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Minggu (22/2), di Pulau Pramuka.

Dari penyelaman selama sekitar 50 menit di kedalaman rata-rata 12 meter dengan wilayah penyisiran sepanjang 400 meter berhasil dikumpulkan sampah sebanyak 64 kilogram dari dasar perairan Pulau Pramuka.

Dari data tersebut disimpulkan rata-rata timbulan sampah di sana mencapai 16 kilogram per 100 meter. Sampah terdiri atas plastik kemasan, botol plastik dan kaleng, serta sampah B3 (Bahan Beracun Berbahaya).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed