Dedi Mulyadi Awasi Pembangunan Jembatan Sungai Garunggang

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menanggapi cepat persoalan anak sekolah yang nekat menantang arus di sungai Kampung Garunggang, Desa Tajur Sindang, Kecamatan Sukatani, Purwakarta. Agar tidak membahayakan jiwa, Dedi mengawasi langsung proses pembangunan jembatan di sungai tersebut, Selasa (15/12).

Selain akses jembatan, akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Jatiluhur sepanjang sekitar empat kilometer juga akan dibangun. Saat ini alat berat telah berada di lokasi untuk langsung memulai proses pembangunan.

“Jalan yang lebarnya sembilan meter ini membutuhkan biaya Rp4 miliar, dan jembatan Rp1 miliar. Sehingga total yang dianggarkan Rp5 miliar,” kata Dedi Mulyadi di lokasi pembangunan jembatan.

Sebenarnya, kampung yang berpenduduk sekitar 96 kepala keluarga ini sudah ditawari direlokasi supaya kegiatan ekonominya lebih baik. Sayangnya mereka menolak. Sampai akhirnya pemerintah kabupaten membangun jalan aspal agar kampung tersebut tidak terisolir karena menolak direlokasi.

Hanya, warga kampung malah kerap memilih memotong jalan dengan cara menyeberangi sungai dan menantang arus meski berpotensi membahayakan jiwa. Alasannya ingin sampai tujuan lebih cepat. Sangat disayangkan jika usaha mempersingkat waktu tersebut malah berujung bahaya dan petaka.

Agar potensi bahaya tidak menjadi kenyataan, Dedi Mulyadi tak mau berlama-lama menunggu. Terlebih penyeberangnya adalah anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah. Baru sepekan kabar tersebut mencuat, proses pembangunan jembatan pun langsung dikebut.

“Alhamdulillah sudah dibuatkan jembatan, kami warga sangat berterima kasih. Memang ada jalan tapi harus memutar, maka itu kami menyeberang sungai karena jalur tercepat,” ujar warga setempat bernama Ati (35).

Selain Kampung Garunggang, Desa Tajur Sindang, Dedi Mulyadi pun akan menyelesaikan permasalahan yang dialami 20 kepala keluarga di Kampung Cigarukgak, Kecamatan Sukatani. Kampung tersebut bisa dibilang terisolir karena belum memiliki akses jalan bagus.

Agar warga kampung memiliki kehidupan ekonomi yang lebih baik, Dedi Mulyadi ingin merelokasi warga Cigarukgak. Ini didasarkan pada lokasi Kampung Cigarukgak yang jauh dari pusat desa dan hanya memiliki penduduk sedikit. Selain itu, biaya membangun jalan ke kampung tersebut jauh lebih mahal ketimbang biaya merelokasi.

“Saya akan memanggil warga Cigarukgak untuk membicarakan rencana relokasi, karena itu alternatif terbaik yang saya pilih agar mereka dekat dengan pemukiman warga lain dan kehidupan ekonominya lebih baik,” kata Dedi Mulyadi. Jarak terdekat dari Cigarukgak ke kampung lain sekitar enam kilometer, jika harus dibangun jalan membutuhkan biaya setidaknya Rp10 miliar. Sedangkan relokasi hanya akan menghabiskan dana sekitar Rp1 miliar.

Hingga saat ini sudah ada beberapa titik akses jembatan yang segera diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Bahkan Dedi sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum untuk segera membangun tiang pancang jembatan di Kampung Cipeundeuy, Desa Bojong, Kecamatan Bojong “Akses jalannya sudah ada, tetapi warga ingin aksesnya cepat. Hari ini saya sudah perintahkan langsung kepada PU untuk meninjau, dan segera membangun tiang pancang jembatannya hari ini juga,” ujarnya.

Kondisi geografis perkampungan di Purwakarta yang terpisah-pisah dengan jarak cukup jauh ini adalah imbas dari pembangunan Waduk Jatiluhur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *