Lembaga Indonesian Development for Consultancy and Cooperation (IDCC) menyatakan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jangan takut untuk “kriminalisasi” karena merupakan risiko pekerjaan.
“Zaman sekarang, setiap orang bisa melaporkan apa saja mulai dari perbuatan yang tak menyenangkan. Menurut saya, hal seperti itu biasa saja karena merupakan risiko pekerjaan,” ujar Manajer IDCC, Didit Wijayanto Wijaya, dalam diskusi “Quo Vadis, Keadilan” di Jakarta, Kamis.
Dia meminta pimpinan KPK ke depan untuk tidak takut dalam menghadapi kriminalisasi. Bahkan dirinya yang juga penasihat hukum, pernah dikriminalisasi pula.
“Sebagus apapun rekam jejak dari calon pimpinan KPK, yang terpenting ada lima hal yang perlu diperhatikan.”
Lima hal tersebut yakni kompetensi, integritas, keberanian, nurani, dan memahami arti keadilan.
Dia menjelaskan manusia mempunyai gradasi, oleh karenanya sebagus apapun sebuah aturan semuanya kembali ke komitmen awal.
Pada periode sebelumnya, sejumlah pimpinan KPK mengalami permasalahan hukum. Pemerintah telah menyerahkan delapan nama calon pimpinan KPK ke DPR untuk dites dan dipilih.
Sebanyak delapan nama tersebut dibagi atas empat kategori yakni pencegahan, penindakan, kategori manajemen, serta supervisi dan pengawasan. Delapan nama calon pimpinan KPK tersebut yakni Saut Situmorang, Surya Chandra, Alexander Marwata, Basariah Panjaitan, Agus Rahardjo, Sujanarko, Johan Budi Sapto Pribowo, dan Laode Muhammad Syarif.
Panitia Seleksi era sebelumnya juga mengirimkan dua nama, yaitu Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata yang akan menjalani uji kelayakan lagi bersama delapan nama lainnya.
