Tips Membedakan Ponsel KW dan Rekondisi

Bagaimana cara membedakan ponsel bekas tapi masih tetap orisinil dari pabriknya bukan yang replika atau refurbish. (mario)

Jawaban:

Pertama kita bahas soal ponsel replika. Kadang-kadang mereka yang menjual ponsel tipe ini mencoba mengecoh pembelinya dengan istilah KW1, OEM, KW Super dll. Dimana sebenarnya artinya sama, bahwa ini bukan barang yang asli tetapi tiruan.

Ada beberapa langkah untuk berjaga-jaga jangan sampai salah membeli di antaranya:

1. Kenali smartphone aslinya

Lakukan sedikit riset tentang smartphone yang akan kita beli. Bisa membuka dari web perusahaan tersebut atau datang ke toko yang memajang demo smartphone tersebut, dan melihat review-nya pada situs-situs terkemuka yang terpercaya. Perhatikan spesifikasi seperti resolusi layar, tipe prosesor yang digunakan, besaran RAM, internal memory dan resolusi kamera pada device tersebut.

Bandingkan spesifikasi asli tersebut dengan device yang akan kita beli. Terkadang device yang akan kita beli didalamnya sudah dibekali aplikasi benchmark dan pendeteksi hardware yang seringkali sudah diakali, seolah-olah menunjukkan spesifikasi yang sama dengan device asli. Install lagi aplikasi sejenis dari playstore untuk mendapatkan aplikasi asli yang belum diakali.

Untuk pendeteksi hardware gunakan beberapa aplikasi untuk mendapatkan kepastian, misal dengan aplikasi CPU X atau Device Info.

2. Perhatikan garansinya

Ada kewajiban yang ditetapkan pemerintah kita, bahwa semua smartphone resmi harus disertai dengan kartu garansi dan memiliki jaringan service center yang memadai. Jika barang yang kita beli adalah barang bekas, biasanya kartu garansi ini tetap ada. Ada garansi yang memang diberikan oleh distributor resmi, ada garansi yang berasal dari paralel impor, tetapi memang memiliki izin.

Jadi pelajari lebih jauh, smartphone yang akan kita beli ini resminya memiliki garansi dari distributor yang mana. Untuk memudahkan biasanya kita juga bisa bertanya ke situs sosial media dari vendor bersangkutan, misal melalui Facebook maupun Twitter.

3. Harga

Sebenarnya lebih mudah memperhatikan harga dari unit yang baru, karena barang-barang replika seringkali dijual dengan harga yang sangat miring. Harga miring tentu saja sangat menggoda, tetapi kita mengenal juga istilah bijak, “too good to be true”, untuk sesuatu yang terlihat terlalu hebat (harganya), maka kita harus mawas.

4. Beli dari penjual yang terpercaya

Toko-toko resmi biasanya berani memberikan garansi, bahwa barang yang mereka jual terjamin. Begitu juga jika kita membeli online pada website online yang terpercaya, yang memberikan garansi yang sama, bahkan menjanjikan jika barang yang diterima tidak sesuai, boleh dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.

Jika barang second, pastikan kepada penjual untuk memberikan garansi personal bahwa barang tersebut dijamin asli dan kita boleh mengeceknya ke service center resmi. Tentu saja service center resmi mengenal mana barang yang asli dan replika, dan mereka mengetahui barang tersebut apa pernah diperbaiki atau tidak, termasuk apakah komponennya asli atau bukan. Harus diakui kebanyakan dari kita tidak memiliki pengetahuan ini, dan service center bisa menjadi tempat bertanya.

5. Cek di website

Berdasarkan serial number dan IMEI yang tertera di smartphone, ada beberapa vendor yang menyediakan layanan pengecekan keaslian barang di website resminya. Diantaranya produk dari Apple dan Xiaomi. Gunakan web tersebut untuk mengecek apakah smartphone bekas yang akan kita beli termasuk asli dan mengetahui status garansinya.

Istilah refurbish sekarang ini juga banyak salah dimengerti dan tertukar dengan istilah rekondisi. Refurbish sendiri pada smartphone aslinya adalah istilah yang “baik”. Di negara-negara tertentu, ada peraturan hak bagi konsumen, jika membeli barang tertentu dan merasa tidak cocok dalam jangka waktu terbatas, barang ini boleh dikembalikan ke tempat dimana ia membeli.

Barang yang dikembalikan ini, misalnya smartphone, akan dikirimkan lagi ke vendor resmi untuk dicek ulang secara menyeluruh, apakah kondisinya tidak ada kerusakan, dan mengganti secara kosmetik bagian yang perlu diganti, misal cacat pada body smartphone.

Setelah dianggap standar smartphone ‘bekas’ tersebut layak, maka smartphone tersebut dijual ulang sebagai smartphone refurbish dengan harga yang lebih murah, dan biasanya kemasannya diganti berbeda dengan kemasan asli.

Barang refurbish ini selain dijual ulang, biasanya juga dijadikan sebagai unit pengganti barang konsumen yang rusak, seperti yang dilakukan oleh Apple. Bahkan Apple sekarang memberikan sertifikat barang refurbish ini sebagai pre-owned, yang bisa dicek di webnya berdasarkan serial number.

Barang dengan istilah rekondisi yang harus kita perhatikan benar. Karena barang ini adalah barang bekas yang diperbaiki bukan oleh pabrikan barang asli. Biasanya penggantian part juga bukan dengan part asli, kemudian dipercantik secara kosmetik misal dengan memberikan casing baru dan kemasan baru, kemudian dijual sebagai barang baru.

Barang rekondisi ini banyak kita temukan dulu pada smartphone BlackBerry, dan sekarang pada iPhone seri agak lama, misal iPhone 4, 4S dan iPhone 5.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *