Bekraf Nilai Film Indonesia Lemah di Cerita

Bekraf Nilai Film Indonesia Lemah di CeritaKepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menilai film Indonesia masih lemah dalam menggarap cerita yang bagus.

“Kalau secara teknis dan lainnya kita sudah bagus, tapi ya masih lemah dalam membuat jalan cerita,” kata Triawan di Bareskrim saat membicarakan tentang pembajakan film dan musik dengan Kabareskrim di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan penonton Indonesia memilki karakter yang terbuka dengan sesuatu yang baru, begitu juga dengan film untuk jika film tersebut memilki kualitas cerita yang bagus maka akan menarik minat penonton.

“Seperti film Surga Yang Tak Dirindukan, banyak menarik minat penonton karena ceritanya sederhana tetapi bagus,” kata dia.

Triawan yakin kalau pembuat film Indonesia dapat memperbaiki masalah tersebut maka akan semakin banyak karya anak bangsa yang beredar dan diterima di luar negeri.

Selain masalah cerita, dia mengatakan banyak film Indonesia yang bagus secara kualtas tapi terkendala di promosi yang mengakibatkan tidak banyak masyarakat yang menonton film tersebut.

Untuk itu, Indonesia dinilainya perlu memiliki bioskop alternatif untuk menampung dan memutar film-film Indonesia.

“Memang itu permasalahannya, Indonesia masih kekurangan bioskop yang harganya terjangkau dan tersebar, kalau bioskop sudah banyak film Indonesia akan punya banyak tempat,” kata Triawan.

Dengan adanya bioskop alternatif ini penonton dapat menikmati film tanpa harus pergi ke pusat perbelanjaan dan film-film internasional pun dapat tersebar secara merata.

Dia mengatakan film internasional tidak dapat terbagi rata karena bioskop di Indonesia hanya dikuasi beberapa pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *