Deretan Surga Kuliner di Solo

Deretan Surga Kuliner di SoloMudik Lebaran tak hanya bertemu dengan keluarga di kampung halaman. Mudik juga menjadi pelipur kerinduan kuliner khas kampung halaman. Kota Solo menjadi surga kuliner dengan menawarkan aneka kuliner yang melegenda hingga kuliner baru.

Kuliner khas Solo sudah terkenal seantero Nusantara di antaranya nasi liwet, gudeg ceker, pecel ndeso, selat segar, hingga sate buntel. Namun, ada juga kuliner baru yang banyak diburu warga. Salah satunya Martabak Kota Barat (Markobar). Martabak, makanan rasa manis ini menjadi salah satu menu resepsi pernikahan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dengan Putri Solo 2009, Selvi Ananda, 11 Juni lalu. Markobar memang dimiliki Gibran yang bekerja sama dengan pengelola Markobar.

Markobar yang saat ini sedang booming di kalangan muda-mudi ini turut menjadi incaran para pemudik. Kapten Outlet Markobar di sebelah barat Solo Grand Mall (SGM) Solo, Very Nanda, mengatakan Markobar menyediakan 16 macam varian rasa.

Dia juga memperkenalkan delapan rasa baru, yaitu rasa green tea, Timtam Redvelvet, Ovomaltine, Toblerone hitam, Tobleron putih, Oreo, Van Houten, dan Ritter Sport. Harga martabak ini dijual seharga Rp8.000-Rp25.000 per porsi.

”Kemarin (Senin, 13/7) ada pemudik dari Bogor mampir ke sini rombongan. Katanya penasaran sering lihat di internet,” kata Very.

Kuliner lawas yang sudah kondang pun diserbu pemudik. Salah satunya adalah Serabi Notosuman. Mereka penasaran ingin mencicipi kuliner berbahan baku santan dan tepung beras itu. Serabi yang dikenal sejak 1923 ini berada Kampung Notosuman, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo.

Toko Serabi Notosuman yang cukup besar adalah Serabi Notosuman Ny. Lidia (kotak bungkus warna hijau) dan Serabi Notosuman Ny. Handayani (kotak bungkus warna cokelat/merah). Di dua toko ini hanya menyediakan dua rasa, yakni rasa cokelat dan rasa original.

Surga Kuliner

Salah seorang pemudik, Helena Afriani, 26, mengaku penasaran ingin merasakan kuliner Solo bertekstur lembut itu.

“Saya penasaran saja katanya enak. Di Jakarta ada, tapi ingin yang langsung dari asalnya,” ujar dia di toko milik Ny. Lidiya.

Pemudik lain, Aryanti, 40, yang datang dari Jakarta ke Yogya itu mengaku sengaja berkunjung ke Solo untuk membeli Serabi Notosuman. Pemilik Serabi Notosuman, Ny Lidiya, mengatakan, menjelang Lebaran, dia telah menambah stok adonan dua kali lipat.

Kuliner lain yang selalu jadi incaran pemudik adalah sate buntel. Warung satai yang terletak di Jl. Sutan Syahrir No. 149, Solo ini tetap buka saat lebaran tiba. Sate ini terbuat dari daging kambing yang digiling dan dibungkus lemak kambing, kemudian dibakar.

Pemilik warung, Cik Evi, mengatakan menambah stok daging kambing dari yang biasanya 50 kg per hari ditambah jadi 60 kg per hari. Sementara tempat kuliner yang bisa menjadi referensi lain di antaranya Warung Nasi Liwet Wongso Lemu Keprabon, Timlo Sastro, Pecel Ndeso, Tengkleng Ibu Edi, tahu kupat Jl. Gajah Mada, Warung Selat Mbak Lies, hingga Gudeg Ceker Bu Kusno Jl. Wolter Monginsidi.

Pusat oleh-oleh dan toko roti di Solo juga menjadi magnet tersendiri. Sebelum Lebaran, sejumlah pusat oleh-oleh khas Solo sudah diserbu para pemudik dari luar kota pada H-2 Lebaran.

Salah satu objek pusat oleh-oleh Solo itu Toko Roti Orion Solo. Puluhan orang memadati toko yang dirintis pasangan Njoo Hong Yauw-Tjan Giok Noo. Roko roti yang berdiri sejak 23 Maret 1932 itu diserbu pengunjung sejak H-3 Lebaran lalu. Seorang petugas keamanan toko setempat, Riyanto, 61, mengatakan, pengunjung membeludak sejak H-3 lalu. Mereka rata-rata memberi produk andalan Roti Orion, yakni roti mandarijn.

Begitu pula Oleh-oleh Tradisional Solo Pak Mesran. Pusat oleh-oleh yang beralamat di Jl. Kali Larangan No. 71 Solo menyediakan aneka oleh-oleh dengan harga Rp6.000-Rp49.000.[gun]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *