Tiga Seniman Pamerkan Karya “Mix-Media” Tentang Cinta

 

Tiga Seniman Pamerkan Karya "Mix-Media" Tentang Cinta“Melalui pameran ini, kami berharap dapat mengukur hasil karya yang telah kami capai kepada masyarakat guna mendapat kritik dan saran membangun untuk meraih pengetahuan tentang kesenian yang lebih baik,” ujar Asmuliawan Bogel di sela persiapan pameran itu di Galeri HoS Surabaya, Kamis.

Senada dengan itu, Arifin Londo berharap pameran kolaborasi yang bertajuk “Trinical Sensibility” (cinta dalam karya 3 dimensi) itu dapat menjadi pijakan pribadi untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih baik.

“Pameran ini menjadi ajang bagi kami untuk memperkenalkan diri ke dunia seni rupa sekaligus mengapresiasi seni patung instalasi serta keramik,” ujarnya.

Bagi ketiga seniman alumni STKW itu, Cinta yang dipilih sebagai tema itu memiliki berbagai definisi dan sifat.

Keragaman dan kepekaan dalam merespons cinta inilah yang diekspresikan oleh ketiganya secara kolaborasi.

Misalnya, karya “Laurent” dari Bogel bercerita tentang bagaimana seorang perempuan mencintai dirinya dengan berusaha untuk selalu tampil menarik dan cantik.

Karya-karya Bogel memperlihatkan bentuk dengan kontur halus dan sempurna walau dengan deformasi bentuk sebagai ciri khasnya.

Sementara Arifin “Londo” menuangkan imajinasinya dalam bentuk karya dengan gaya lebih keras dan kaku untuk menggambarkan emosi yang juga terkandung dalam sebuah hubungan percintaan seperti yang terlihat pada karya “Berdua Saja” yang menggambarkan romantisme sepasang kekasih.

Lain halnya dengan karya “Mochin” yang berjudul “Special Moment” mengembalikan memori indah akan masa lalu yang merupakan kenangan pribadi sang seniman.

“Cinta adalah satu kata universal yang dipahami oleh banyak insan sebagai sebuah ungkapan perasaan yang kuat berangkat dari ketertarikan pribadi terhadap orang lain atau sesuatu,” katanya.

Asmuliawan “Bogel” adalah seniman patung kelahiran Batu-Batu Sopeng, Sulawesi Selatan.

Lulusan Seni Rupa STKW tahun 2007 ini pernah mengikuti beberapa pameran bersama seperti Biennale II dan IV, pameran “Underdoc” di Hanna Art Space, Bali, dan pameran “New Age” di Raos Gallery, Batu Malang.

Begitu pula dengan Arifin “Londo” yang kelahiran Surabaya ini juga telah beberapa kali berpameran tunggal maupun bersama baik di Surabaya, Lamongan, Malang dan Bali.

Lain lagi bagi perempuan kelahiran Nias Soviani Manao “Mochin” yang juga pernah mengisi pameran bersama baik di Surabaya, Batu, Malang hingga Padang. (Baca juga: Evie Tamala Buka Rahasia Kebugaran)

Ketiganya berharap kolaborasi pertama mereka dalam pameran ini dapat memberikan wawasan seni rupa khususnya seni patung instalasi serta keramik terhadap masyarakat luas.

“Seni menggambarkan keindahan humanitas dan realitas dengan memperhatikan rasa maupun kepekaan bagi sang seniman, meskipun kadang-kadang perhatian seniman bisa jadi berbeda,” ucap Bogel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *