Kurikulum 2013 Menyulitkan Guru

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengakui, penerapan kurikulum baru yang telah dilaksanakan pada pertengahan 2013 lalu memang masih menyulitkan beberapa pihak terkait, salah satunya guru. Hal diungkapkan Mendikbud pada  rapat kerja Komisi X DPR RI di Senayan.

“Yang paling berat dan sering dikeluhkan oleh guru adalah mengenai penilaian hasil belajar,” ujar Nuh.

Selama ini, lanjut Nuh, guru hanya memberikan penilaian secara numerik yang berpatokan pada hasil-hasil ujian siswa. Sementara itu, pada sistem kurikulum 2013 guru harus memberikan penilaian secara kualitatif atau deskriptif.

“Selama ini guru yang mengajar memberikan penilaian selalu numerik kuantitatif. Nah, sekarang ini, berdasarkan kurikulum ini, diubah dari numerik ke deskriptif,” jelas Nuh.

Dengan menemukan kesulitan guru tersebut, menurut Mendikbud, para guru akan diberikan pelatihan. Namun, pelatihan tersebut tidak hanya mengenai sistem penilaian, tetapi juga seluruh sistem yang berlaku pada kurikulum 2013.

“Kita akan beri jadwal pelatihan kepada guru. Materinya mulai dari konsep kurikulum. Setiap latihan guru akan dapat tiga bahan, yaitu petunjuk dari pelatihan itu sendiri, buku guru, dan buku murid,” ujarnya.

Nuh mengatakan, pelatihan direncanakan akan berlangsung dalam waktu dekat dan diperkirakan selesai sebelum bulan puasa nanti, Dengan demikian, tidak ada yang mengeluh tentang beratnya pelatihan saat bulan puasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed