Emil yakin Reaktivasi KA Dongkrak Pariwisata di Pangandaran

Emil yakin Reaktivasi KA Dongkrak Pariwisata PangandaranGubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan rencana reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat diprediksi bisa mendongkrak sektor pariwisata di wilayah ini. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mengembangkan jaringan perkeretaapian, salah satunya, untuk meningkatkan akses ke daerah pariwisata.

“Pangandaran itu pantainya indah sekali, tapi kadang orang berpikir dua kali untuk kesana, karena akses jalan,” Gubernur Ridwan Kamil, di Bandung, Jumat, 28/9. “Tapi kalau sudah ada kereta api ke sana, saya optimistis orang akan semakin sering ke Pangandaran.”

Ridwan Kamil mengatakan jaringan kereta api itu juga untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah, mengurangi kemacetan, dan menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi.

Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat. Saat ini Pemerintah Jawa Barat memprioritaskan empat jalur untuk di-reaktivasi, yaitu Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang dan jalur Cibatu-Garut-Cikajang. Total anggaran yang disiapkan Rp7,9 triliun.

Ridwan Kamil menuturkan reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di wilayah Bandung Selatan. Panjang jalur Bandung-Ciwidey adalah 37,8 Km, yang direncanakan melewati enam stasiun yaitu Stasiun Bandung, Cikudapateuh, Dayeuh Kolot, Banjaran, Soreang, dan Stasiun Ciwidey.

Total anggaran untuk mereaktivasi jalur tersebut dibutuhan dana sebesar Rp3,1 triliun dan mulai beroperasi pada tahun 2022.

Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek -Tanjungsari dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas, mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung aksesibilitas ke Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka serta menunjang transportasi di kawasan pendidikan Jatinangor.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 11,5 Km, dengan 3 stasiun, yaitu stasiun Rancaekek (eksisting), Jatinangor, dan Tanjungsari. Rencana Reaktivasi jalur ini diperkirakan memerlukan anggaran sebesar Rp1,3 Triliun dan reaktivasi jalur ini diperkirakan selesai tahun 2021-2022.

Reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di Pangandaran-Cijulang. Total anggaran untuk mereaktivasi jalur ini sepanjang 82 Km diperkirakan sebesar Rp2,5 triliun.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 82 Km dan melewati empat Stasiun Banjar (eksisting), Pangandaran, Parigi, dan Cijulang, serta empat halte Batulawang, Cikembulan, Cikalong, dan Cibenda. Reaktivasi jalur ini diharapkan selesai pada tahun 2023.

ada pun reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas menuju wilayah selatan Jawa Barat. Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 47,5 Km, yang terbagi dua seksi yaitu seksi satu Cibatu-Garut sepanjang 19,29 Km dan seksi dua Garut-Cikajang sepanjang 28,21 Km.

Jalur ini direncanakan melewati 3 Stasiun yaitu Stasiun Cibatu, Garut, dan Cikajang. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp1,1 triliun. Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang direncanakan selesai pada tahun 2021-2022.

Warga Jawa Barat pasti berharap rencana Ridwan Kamil ini berjalan mulus dan tepat waktu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *