Berolahraga Sambil Wisata Melintasi Alam

Berolahraga Sambil Wisata Melintasi AlamNamun, Nefo mengatakan, penyelenggara lomba lari lintas alam di Indonesia umumnya masih harus menghadapi beberapa kendala, antara lain keterbatasan fasilitas pendukung pariwisata.

“Fasilitas kamar kecil dan penginapan harus diperbanyak, ” kata pria yang mendaki Kala Patthar di Nepal pada 2012.

Selain itu, menurut dia, sebagian tempat wisata alam yang bisa digunakan untuk lari lintas alam seringkali kotor oleh sampah para pengunjung sehingga memberi kesan buruk bagi peserta lomba, terutama yang berasal dari luar Indonesia.

Nefo sampai pernah mendapat surat elektronik dari peserta lomba lari lintas alam asal Hong Kong yang prihatin dengan kondisi sampah di lintasan perlombaan.

“Sampah itu tentunya bukan dari peserta trail run karena kami punya peraturan ketat bahwa peserta tidak boleh membuang sampah atau merusak alam,” kata dia sambil memperlihatkan sederetan aturan di laman resmi perlombaan MRU.

Lepas Penat

Ali Sobri (25) jarang melewatkan kegiatan lari massal yang sering diselenggarakan di kota dalam beberapa tahun terakhir. Namun pria yang akrab dipanggil Sobri itu merasa jalanan Jakarta sudah makin sumpek dan tidak lagi nyaman untuk berlari.

“Lari di Jakarta ujungnya stres, misalnya mencari parkir. Lagipula meski ada Car Free Day masih banyak kendaraan. Belum lagi bejubel karena semua orang jadi suka lari,” tutur dia.

Lari lintas alam yang biasanya digelar di luar kota menjadi olahraga alternatif yang membantu dia melepas penat, membuat dia berlari tanpa harus berdesakan dengan banyak pelari lain.

“Peserta trail run paling ratusan, itu karena peserta memang niat banget dan usaha ke lokasi juga gede, larinya pun butuh usaha lebih dari biasanya,” jelas pria yang semasa kuliah gemar mendaki gunung itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *