Kejurnas Orienteering Piala Panglima TNI ke IV Tahun 2016

Hasil gambar untuk 131 Atlet Ikuti Kejurnas Orienteering Piala Panglima TNI ke IV Tahun 2016Bagi atlet yang menjadi juara Orienteering Piala Panglima TNI Tahun 2016 akan diikutkan kejuaraan 50th World Military Orienteering Championship tanggal 17 s.d 19 Oktober 2017 di Hamina, Finlandia, dengan target 30 besar dunia. Demikian disampaikan Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo (Danrem Garuda Dempo Palembang) selaku Ketua Penyelenggara Kejuaraan Nasional Orienteering saat memberikan pengarahan kepada 131 orang atlet pada Technical Meeting di Gedung Moch Lily Rochli, Akademi Militer, Magelang, Selasa Malam (20/12/2016).

Lebih lanjut Kolonel Inf Kunto mengatakan Kejuaraan Nasional Orienteering Piala Panglima TNI Terbuka ke IV Tahun 2016 diharapkan menjadi kegiatan puncak tingkat nasional tahunan yang merupakan bagian dari rantai pembinaan secara bertahap dan berkesinambungan di lingkungan TNI.

Menurut Kolonel Inf Kunto orienteering adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan dan menggunakan peta dan kompas dalam melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain (point to point) di alam bebas dan biasanya, yang merupakan daerah belum dikenali sebelumnya. “Normalnya peserta orienteering harus bergerak dengan cepat. Peserta diberi sebuah peta topografi, biasanya peta orienteering yang disiapkan secara khusus dan akan mereka gunakan untuk menemukan titik kontrol (Control Point).

Kolonel Inf Kunto menyampaikan bahwa, pada awalnya olahraga ini digunakan oleh kemiliteran untuk melatih kemampuan navigasi darat bagi anggota militer dan telah dikembangkan dalam banyak variasi. Diantaranya yang paling tua dan popular adalah foot orienteering. Namun pada dasarnya, semua olahraga yang melibatkan unsur perlombaan dengan waktu dan memerlukan kemampuan navigasi dengan menggunakan peta merupakan jenis olahraga orienteering.

“Olahraga orientering pertama kali dipraktekkan di dalam militer, namun saat ini menawarkan berbagai macam format yang berbeda mulai dari ras-ras yang lebih tradisional jarak jauh ke hutan kota sprint dan baru-baru ini dikembangkan,” katanya.

Kolonel Inf Kunto juga menjelaskan, dengan menggunakan meninjau elektronik dan pelacakan GPS, orienteering adalah olahraga terlihat oleh penonton dengan siaran real time di TV dan internet. “Federasi Orienteering Internasional memiliki empat disiplin resmi yaitu Foot Orienteering, Mountain Bike Orienteering, ski Orienteering dan Trial Orienteering (Untuk Penyandang Cacat),” ujarnya.

Sejarah mengenai orienteering dimulai pada akhir abad ke-19 di Swedia. Istilah “orienteering” sebenarnya pertama kali digunakan pada tahun 1886 yang artinya melintasi suatu daerah yang tidak diketahui (unknown land) dengan bantuan peta dan kompas. Di Swedia, orienteering berkembang dari hanya sekedar pelatihan militer menjadi olahraga yang kompetitif untuk perwira militer dan warga sipil. Kompetisi orienteering yang pertama terbuka untuk umum dan diselenggarakan di Norwegia pada tahun 1897.

Kompetisi orienteering diadakan untuk menguji keahlian navigasi, konsentrasi, dan kemampuan lari setiap peserta. Tingkat kebugaran dan kecepatan adalah hal-hal yang diperlukan agar peserta mampu sukses bersaing di level internasional. Agar kompetisi ini bisa berjalan secara fair, peta tidak diberikan dari awal, dan baru diserahkan kepada peserta orienteering hanya beberapa detik sebelum start perlombaan dimulai.

Tujuan kompetisi ini adalah mengikuti rute tercepat dari satu titik kontrol (control point) menuju titik kontrol yang lain, hingga mencapai garis finish. Rute tercepat disini belum tentu rute terpendek. Ini semua tergantung keputusan peserta dalam memilih dan menentukan rutenya sendiri.

Setiap peserta diharuskan membawa kartu kontrol (control card) yang diberikan pada saat start dan harus diserahkan kembali saat mencapai finish. Kartu ini digunakan sebagai bukti bahwa peserta telah menyempurnakan rute dengan benar. Setiap titik kontrol biasanya dilengkapi dengan stempel unik untuk dicap pada kartu kontrol milik peserta, sebagai bukti bahwa peserta telah mencapai titik kontrol tersebut.

Orienteering merupakan olahraga yang menggabungkan kedua elemen fisik dan mental. Ide dasar dalam orienteering adalah untuk melanjutkan dari kursus awal sampai akhir dengan mengunjungi sejumlah titik kontrol dalam urutan yang telah ditentukan dengan bantuan peta dan kompas. Dalam rangka untuk memilih rute terbaik, orienteers melihat karakteristik medan, dan pemenang ditentukan oleh waktu tercepat untuk menyelesaikan kursus. Apa yang unik untuk orienteering adalah bahwa orienteers harus menavigasi dan membuat keputusan cepat saat berjalan pada kecepatan tinggi. Orienteering yaitu olahraga murah cocok untuk pria dan wanita serta semua golongan umur.

Orienteering memerlukan perlengkapan sebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatan yang meliputi : Pertama, Kompas untuk orienteering ada 2 tipe: kompas baseplate dan kompas thumb. kompas lensatic, kompas prisma, maupun kompas sighting-mirror tidak cocok untuk dipergunakan dalam olahraga ini. Kedua, Tidak ada ketentuan khusus untuk pakaian dan sepatu dalam olahraga ini tetapi gunakanlah pakaian yang kuat dan memudahkan anda untuk bergerak serta sepatu yang cocok dan kuat untuk segala medan ketika anda berlari.

Ketiga, Peta yang digunakan dalam olahraga ini peta orienteering (untuk rekreasi, edukasi & kompetisi) telah menyebar ke penjuru dunia. Keuntungan peta orienteering adalah bahwa simbol-simbol peta, warna-warna, skala-skala, ketebalan garis-garis dan sebagainya telah seragam & sesuai dengan standar dunia yang ditetapkan oleh Komisi Peta Federasi Orienteering Internasional (IOF Map Commission). Peta orienteering adalah sebuah peta topografi yang terperinci atau detail (Komisi Peta IOF).

Menurut Federasi Orienteering Amerika Serikat (USOF), peta orienteering diartikan sebagai sebuah jenis peta topografi yang khusus dibuat untuk orienteering. Jadi peta orienteering merupakan sebuah jenis peta topografi, tetapi bukan peta topografi standar melainkan sebuah peta topografi khusus untuk olahraga ini. Peta orienteering sangat terperinci atau detail menggambarkan permukaan Bumi, sehingga dapat digunakan untuk bernavigasi sambil berlari dengan kecepatan tinggi.

Keempat, Kartu Kontrol, dalam kejuaraan orienteering internasional, telah jarang digunakan kartu kontrol tipe tradisional. Kartu kontrol elektronik (e-control card) telah menggantikan fungsi kartu kontrol tradisional. Contoh e-control card adalah Sportident dan EMIT.

Adapun mekanisme pertandingan orienteering yaitu: di area start peta orienteering dan kartu kontrol tipe tradisional diberikan kepada peserta di lokasi pra-start pada waktu start yang telah ditentukan. Peserta bergerak mengikuti rute yang ditandai (marked route) menuju titik start (start point) yang ditandai dengan sebuah bendera kontrol tanpa kode. Pada peta orienteering, titik start ditandai dengan simbol segitiga sama sisi.

Dari titik start, silahkan bernavigasi dengan peta dan kompas untuk mengunjungi kontrol-kontrol sesuai urutan yang digambarkan pada peta orienteering dan ditentukan di deskripsi kontrol. Anda bebas menentukan pilihan rute sesuai kemampuan masing-masing.

Di lokasi control, bila menemukan lokasi kontrol yang ditandai dengan bendera kontrol di medan sebenarnya, perhatikan kode kontrolnya. Apabila kode kontrolnya sesuai yang ditentukan pada lembar deskripsi kontrol: Jika menggunakan kartu kontrol tipe tradisional, tandailah kartu kontrol anda dengan alat penusuk sistem jarum pada kotak-kotak bernomor yang tersedia. Pastikan bahwa kotak bernomor yang anda tandai adalah benar. Jika menggunakan kartu kontrol elektronik (misalnya Sportident atau EMIT), masukkan ujung Sportident e-card anda ke lubang pada di stasiun kontrol elektronik (untuk Sportident) atau pasangkan EMIT e-card ke stasiun elektoniknya (untuk EMIT) hingga terdengar bunyi.

Kontrol terakhir finish, umumnya rute antara kontrol terakhir ke Finish telah ditandai di lapangan. Ikutilah rute tersebut secepat mungkin ke lokasi Finish. Walau sering kali Waktu Finish tercatat secara otomatis begitu anda melewati garis Finish, namun ada juga metode Waktu Finish diperoleh ketika anda menandai e-card (baik Sportident maupun EMIT) ke stasiun Finish elektronik. Lakukanlah jika metode Waktu Finish-nya demikian.

Prinsip penentuan hasil, prinsip utamanya adalah waktu tempuh tercepat. Pemenang adalah peserta yang paling cepat waktu tempuhnya (dimana semua kontrol harus dikunjungi secara berurutan sesuai yang digambarkan pada peta orienteering dan ditentukan di deskripsi kontrol). Peserta yang tidak mengunjungi semua kontrol secara berurutan akan kena sanksi diskualifikasi.

Kejurnas Orienteering berlangsung dari tanggal 21 s.d 23 Desember 2016 yang diikuti 131 peserta perlombaan pada nomor Foot Orienteering Middle Distance/jarak menengah (individual), meliputi 40 personel TNI AD, 25 personel TNI AL, 11 personel TNI AU, 16 personel Taruna Taruni Akmil, dan 39 orang sipil dari mahasiswa, pelajar serta dari berbagai club orienteering.

Tempat perlombaan Sepeda Gunung (MTB) di Komplek Panca Arga Akmil dengan jarak 6 Km untuk pria dan 5 km untuk wanita dengan batas waktu 2 jam, perlombaan Middle Distance mengambil tempat di Bukit Slekker Bandongan dengan jarak 6,6 km untuk pria, 5,8 km untuk wanita dan 5 km untuk junior dengan batas waktu 5 jam untuk seluruh kelas serta Relay atau Estafet dengan jarak 2 km per runner (total 6 km) mengambil tempat di Komplek Akmil Magelang.

Susunan organisasi penyelengaraan Kejurnas Orientering Piala Panglima TNI Tahun 2016 adalah Penasehat Panglima TNI, penanggung jawab Asops Panglima TNI Mayjen TNI Agung Risdhianto, dan panitia pelaksana yaitu Ketua Kolonel Inf Kunto Arief Wibowo, Wakil Ketua Kolonel Mar Sugiharto, Direktur Lomba Mayor Ctp Arief, Wakil Direktur Lomba Lettu Inf Ade Mufti Kusuma, Sekretaris Letkol Inf Erfan dan bendahara Kapten Kriswanto, serta Mapper & Course Planner dipimpin Kapten Inf Rendra Agit dan Kapten Mar Muh Ady Santoso.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *