Persib Legend ke Eka Santosa, Curhat Bobroknya KONI Jabar

Persib Legend ke Eka Santosa, Curhat Bobroknya KONI JabarMantan Ketua KONI Jabar, Eka Santosa di kediamannya pada Sabtu, 12 Januari 2018 disambangi sedikitnya oleh 12 anggota ‘Persib Legend’. Lokasinya di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa Pasir Impun Kabupaten Bandung.

“Sejatinya ini pertemuan kesekian kalinya. Salah satu perintisnya Kang Dadang Kurnia dan Kang Encas Tonif. Hari ini hadir lebih banyak,” papar Eka yang juga sebagai Ketua FPOR (Forum Penyelamat Olah Raga) Jabar sambil menambahkan – “Para legend ini koq aneh jadi curhat ke saya? Ya, saya terima dengan tulus. Curhatnya menyoal bagaimana menggairahkan olah raga di Jabar, khususnya sepakbola yang sejak 1933 terus digandrungi masyarakat, namun dalam perjalanannya masih harus kita benahi bersama.”

Adapun para Legend Persib yang hadir diterima Eka itu di antaranya: Nyanyang, Dadan, Iwan Sunarya, Dadang Kurnia, Ujang Mulyana, Suhendar, Yayan Sundana, Dede Rosadi, Juhanda, Wawan Kurniawan, dan Encas Tonif. Yang istimewa hadir pula ‘bobotoh sejati’ Persib Abah Landoeng yang kini berusia 93 tahun.

Menurut Abah Landoeng yang ketika Persib berdiri pada tahun 1933 masih berusia 9 tahun:”Masih ingat dibawa kakek dan ayah saya, persib dibangun sebagai upaya pemerintah kolonial Belanda, agar anak-anak remaja setiap sore di Bandung tidak suka garelut (berkelahi). Ya, dibangunlah jiwa ksatria kala itu. Itu misinya.”

Ditanya tentang kehidupan sepakbola di Jabar saat ini, Abah Landoeng setelah mengamati curhat para Legend Persib merasa miris dengan nasib sebagian anggotanya.

“Saatnya sekarang berhimpun memakai badan hukum. Tadi paparan Pak Eka yang bersinergi dengan Kang Ridwan Kamil (Gubernur Jabar), beliau punya obsesi positif, memajukan Jabar juara melalui rencana pembangunan Sport Center di 27 Kota dan Kabupaten. Ini kesempatan baik.”

KONI Jabar, Mengganjal?

Alhasil yang namanya curhat, rupa-rupanya berujung pada peran KONI Jabar yang sejak 2014 hingga kini ditengarai kuat salah urus. “Buktinya, Gubernur Jabar yang baru hingga kini masih belum menentukan sikap terhadap KONI Jabar atas hasil Musorprov pada September 2018 lalu,” jelas Eka dengan menunjukkan sejumlah dokumen tentang belum adanya pertanggung-jawaban internal dari segi keuangan.

“Ini ada sekitar Rp. 649,5 M yang saya laporkan ke Kang Emil sejak 25 September 2018. Ini diluar peran Ketua KONI Jabar yang jelas-jelas melanggar Pasal 40 UU RI No. 3 Tahun 2005 tentang SKN dan AD/ART KONI, yang semuanya cacat hukum. Saran saya ke Kan Emil, segera bekukan, dan ambil alih sesuai kewenangan Gubernur” jelas Eka dengan menambahkan – “Mau tak mau urusan pembinaan sepak bola pun jadi amburadul seperti sekarang.”

Muara lain dari bahasan curhatan ini, Eka membuka dugaan kuat akan ketidakjelasan eksistensi dana abadi KONI Jabar. Menurutnya, akumulasi seharusnya dari dana abadi ini sejak 2014 – 2018 atas transisi dari almarhum H. Aziz Syarif (Ketua KONI Jabar hingga April 2014) sebesar Rp. 22 M.

“Sayangnya keberadaan dana abadi ini yang tersimpan di deposito Bank BRI tetap misteri,” terang Eka dengan nada geram.

Menanggapi kondisi KONI Jabar periode 2014 – 2018 yang diteruskan dengan periode lanjutan 2018 – 2022, para anggota Persib Legend hanya bisa geleng-geleng kepala.

Harapan itu

Dibalik curhatan di Sabtu sore di spot Warunk Hawu di Alam Santosa yang resik, rupanya masih ada secercah harapan untuk menumbuhkan suasan persebakbolaan di Jabar.

“Siap secepatnya menemui Kang Emil (Gubernur Jabar) bersama Kang Eka. Pembangunan Sport Jabar di tiap kota dan kabupaten, kami dukung. Kalau perlu kita usulkan untuk sepakbola adakan kompetisi lebih kerap di setiap tingkatan antar klub. Namanya bisa apa saja. Ini yang kita perlukan untuk menggantikan Persib baru atau pemain nasional yang biasanya banyak dari Jabar,” kata Encas Tonif yang diamini rekan-rekannya.

Menurut Rudi Rambo yang punya nama resmi Rudi Rahayu yang dikenal sebagai orang dekat Eka Santosa, kehadiran para Persib Legend kali ini merupakan babak baru sebagai kekuatan untuk mencairkan kebekuan kepengurusan KONI Jabar.

“Semoga menggelinding seperti bola salju bersama cabang olahraga lainnya membenahi kesemrawutan KONI Jabar,” tutup Rudi dengan nada optimis. (HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *