Terkait Pelanggaran HAM 1965, HMI Akan Surati Jokowi

HMI Cabang Ciputan Akan Surati JokowiHimpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat akan surati Presiden Jokowi, agar segera menuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi pada tahun 1965. Pembantaian masal ini, dinilai oleh mahasiswa sebagai suatu pelanggaran HAM yang sangat penting untuk dituntaskan.

Sebagaimana dalam kampanyenya, Presiden Jokowi berjanji akan menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang memakan korban jutaan nyawa manusia ini. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat bidang HAM, Muhamad Asep Saefullah, menyebutkan, tragedi yang terjadi pada tahun 1965 ini, menewaskan jutaan korban jiwa, dia menilai, dalam tragedi itu, tidaklah sedikit.

“Jumlah korban saat itu sangat luar biasa banyak, dari 500.000 hingga 2.000.000 korban jiwa melawang dalam tragedi tersebut” ujar Asep, dalam keterangan persnya kepada redaksi, Senin (29/8).

Tak hanya itu, dalam siaran persnya juga, Asep meminta Presiden Jokowi, agar mencatat, dengan baik, jumlah manusia yang tewas dibantai. “Yang meninggal dalam peristiwa itu, semuanya manusia pak, bukan nyamuk, jadi harus segera dituntaskan!,” tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah memberikan solusi tentang penyelesaian kasus tersebut, dan mendapatkan respon yang tidak baik dari beberapa kalangan masyarakat. Padahal dalam tragedi ini, terdapat kasus pelanggaran HAM yang sangat berat yang harus segera diselesaikan.

“Kasus ini, harus betul-betul terselesaikan dengan baik, melalui prosedur hukum dan aturan yang berlaku, tidak serta merta menentukan kebijakan sepihak, seperti wacana rekonsiliasi yang ditawarkan sebelumnya” ujarnya.

Sebagaimana disampaikan oleh Asep, HMI Cabang Ciputat, akan mengadakan Simposium Nasional G30 September, yang bertajuk, ‘Mengusir Lupa; Titik Temu Genosida 65?’. acara tersebut akan dilaksanakan pada 30 September 2016 mendatang.

“Saat ini kami sedang menggarap kegiatan Simposium Nasional dengan harapan kasus pelanggaran HAM pada peritiwa ’65 bisa diselesaikan dengan baik dan meluruskan fakta sejarah yang sudah bengkok” Ujar Asep Ketua Pelaksana kegiatan Simposium Nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *