Ketimpangan Ekonomi Jadi Pemicu Radikal dan Terorisme

Ketimpangan Ekonomi Jadi Pemicu Radikal dan TerorismeSerangan bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu (24/5) lalu memunculkan keprihatinan banyak kalangan.

Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional, Dipo Ilham memandang ketimpangan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia menjadi pemicu tindakan radikal dan terorisme tersebut.

“Ketimpangan ekonomi, dan kesenjangan sosial berakibat pada kemiskinan masyarakat. Sehingga dengan kondisi tersebut seseorang bisa memilih jalan radikal, dan terorisme tanpa mempedulikan lagi jatuhnya korban tidak berdosa,” ujar Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional, Dipo Ilham dalam keterangannya, Minggu (28/5).

Menurut dia, perlu adanya sebuah solusi untuk meminimalisir kesenjangan sosial sehingga bisa mencegah munculnya pemahaman radikalimse. Pemerintah harus mampu merangkul seluruh elemen masyarakat, dan berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi.

“Akar dari permasalahan ini adalah karena kemiskinan. Untuk itu perlu ada solusi seperti penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih luas, program pembinaan usaha, atau pelatihan keterampilan, dan lain sebagainya yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” jelas Dipo.

Kendati demikian, Fungsionaris Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini merasa bahwa dampak psikologis yang terjadi pasca peristiwa bom di Kampung Melayu tidak akan berlangsung lama. Untuk itu ia mengimbau kepada seluruh pelaku usaha untuk tidak tetap menjalankan kegiatan ekonomi seperti biasa dan terus menjaga kerukunan.

“Kejadian tersebut Insya Allah tidak akan berdampak besar pada ekonomi Indonesia. Prinsipnya jaga kerukunan, jangan mau dipecah-belah. Kita bersatu melawan terorisme,” tutup Dipo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *