Deni: Jabar Butuh Pemimpin dengan Rekam Jejak yang Bagus

Deni: Jabar Butuh Pemimpin dengan Rekam Jejak yang BagusJawa Barat (Jabar) membutuhkan pemimpin dengan rekam jejak yang bagus. Apalagi Jabar menjadi provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia dan memiliki segala kompleksitas permasalahan.

Demikian diungkapkan oleh Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Ruzhanul Ulum (Rindu) dari Partai Berkaya, Deny Tudirahayu saat ditemui di kampanye Akbar Emil-UU di lapangan Tegal Lega Bandung, (Sabtu, 23/6).

Deny mengatakan, Jabar membutuhkan pemimpin yang visioner dan memahami aspirasi masyarakat, seperti Kang Emil dan Kang Uu.

“Kang Emil dan Kang Uu memenuhi kriteria itu. Mereka sudah teruji ketika menjadi wali kota Bandung dan bupati Tasikmalaya,” ujar pria yang akrab di sapa Deni Ozenk itu.

Ketika memimpin Bandung, lanjutnya, Kang Emil melakukan beberapa terobosan untuk membangun kota dan menyejahterakan warganya. Begitu pula dengan Kang Uu yang mampu menaikkan kesejahtreraan rakyat melalui peningkatan produktivitas petani ketika memimpin Tasikmalaya selama dua periode.

Deni menjelaskan prestasi Kang Emil diakui oleh lembaga mancanegara. Buktinya, Kang Emil telah mendapatkan 347 penghargaan dari dalam dan luar negeri, terpilih sebagai Wali Kota Terbaik 2017 versi Kemendagri, serta masuk jajaran 50 besar Pemimpin Terbaik Dunia 2018 versi Majalah Fortune.

Kinerja ASN pun naik menjadi ranking 1 dari sebelumnya rangking 20. “Begitu pun Kang Uu, mampu menaikkan kinerja ASN-nya dari ranking 250 menjadi ranking 20,” katanya.

Lanjut Deni, dalam kepemimpinan Kang UU Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama empat tahun berturut-turut sejak 2013.

Selain itu, Deni menilai pasangan Rindu memiliki keunggulan lain seperti sama-sama keturunan kiai. Kang Emil merupakan cucu dari KH Muhyidin, pendiri delapan pesantren pagelaran di Jabar. Sementara Kang Uu merupakan cucu dari KH. Choer Affandi, pendiri lebih dari sepuluh pesantren Miftahul Huda di Jabar.

“Mereka sosok pemimpin yang sederhana, lurus, dan bersih,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *