Golkar Harus Membaca Kondisi Sosial Masyarakat

Golkar Harus Membaca Kondisi Sosial MasyarakatMenko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menegaskan Partai Golkar harus dapat melihat tantangan ke depan secara cermat agar tidak salah melangkah menghadapi pemilu 2019.

“Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah kesenjangan sosial yang semakin meningkat serta pembangunan yang mayoritas terkonsentrasi di Pulau Jawa,” kata Luhut saat memberikan pengarahan pada rapat pimpinan nasional (Rapimnas) II Partai Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu.

Menurut Luhut, Partai Golkar harus dapat membaca kondisi sosial masyarakat dan turut berkiprah membantu program Pemerintah dalam pembangunan nasional, guna mendapat simpati masyarakat.

Kalau pada pemilu legislatif tahun 2014 Partai Golkar meraih 91 kursi di DPR RI, maka pada pemilu 2019 usahakan mendapat sekitar 120 kursi.

Menurut dia, Partai Golkar agar menjadi lebih baik dan dapat meraih perolehan suara di pemilu lebih besar harus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, membuat program-program yang baik sesuai harapan rakyat, serta dapat membaca situasi aspirasi masyarakat secara cermat.

Dalam pandangan Luhut, Partai Golkar, harus solid dan kompak dan tidak mudah termakan oleh isu-isu dari eksternal partai yang berusaha melakukan pecah-belah.

“Para elite Partai Golkar harus kompak dan terus bersatu menjaga soliditas partai,” katanya.

Luhut menambahkan, Partai Golkar jangan sampai mengalami keretakan apalagi terpecah, kecuali elite Partai Golkar sendiri yang membuat keretakan.

Dia juga menegaskan, tidak ada faksi-faksi di dalam Partai Golkar dan semua kader loyal pada ketua umum.

“Elite Partai Golkar harus kompak dan berkontribusi pada pembangunan negara, agar partai menjadi maju,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Luhut juga memuji perolehan Partai Golkar pada pilkada serentak tahun 2017 yang meraih kemenangan 58 persen.

Menurut dia, hasil 58 persen ini merupakan capaian terbaik partai politik pada pilkada serentak tahun 2017.

“Hasil pilkada 2017 ini merupakan salah satu refleksi dari kepemimpinan Setya Novanto,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *