Masyarakat Makin Susah, Bertolak Belakang Dengan Data BPS

Masyarakat Makin Susah, Bertolak Belakang Dengan Data BPSPartai Gerindra mempertanyakan data RI yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Gerindra kemiskinan terendah menyebut, angka kemiskinan 9,82 persen jauh berbeda dengan kenyataan di lapangan.

“Bicara turunnya tingkat kemiskinan yang dirilis melalui data BPS, kan kita tahu bahwa kenyataan di masyarakat saat ini malah terjadi hal yang berbeda,” kata anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Senin (17/7/2018).

Menurut Andre, masyarakat makin susah. Ekonomi morat-marit ditandakan dengan naiknya beberapa harga pangan.

“Di mana masyarakat malah merasakan kehidupan yang semakin susah. Sekarang kan masyarakat berteriak bahwa harga-harga kebutuhan bahan pokok naik. Bayangkan, harga telur aja Rp 30 ribu per kilo saat ini,” ucap Andre.

Andre juga menyoroti lapangan pekerjaan. Menurutnya, pemerintah masih belum maksimal memberikan pekerjaan ke rakyat sehingga masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

“Bicara soal lapangan pekerjaan kita tahu bahwa mencari lapangan pekerjaan sangat sulit saat ini. Pemerintah tertolong adanya Gojek dan Grab,” ucapnya.

Soal data angka kemiskinan, angka itu disebut Andre tak memenuhi target pemerintah yang pernah disampaikan saat kampanye.

“Dan kalau bicara data, yang perlu diingat target kemiskinan 2019 di RPJMN adalah 7-8 % (lets use 7,5% sebagai nilai tengah). Sekarang poverty rate 9,82% berarti baru turun 1,31 % dari 11,13 % di 2015. Di RPJMN target turunkan kemiskinan 3,63% selama masa jabatan Jokowi. Berarti masih jauh dari janji kampanye Pak Jokowi,” ucap Andre.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *