Menelaah ‘Ideologi’ Susu Gagasan Prabowo Subianto

Menelaah 'Ideologi' Susu Gagasan Prabowo SubiantoBerlandaskan Pasal 34 UUD 1945, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto ingin menghadirkan kecukupan kebutuhan protein anak-anak.

Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa Prabowo tengah menjalankan program yang disebut dengan ‘Revolusi Putih’ yakni program untuk pemenuhan asupan protein lewat susu serta asupan protein lain untuk anak keluarga miskin.

“Saat ini sudah didisain menjadi program pemerintahan pak Prabowo-Sandi nanti dengan nama yang berbeda yakni ‘Generasi Emas’ atau [kepanjangan dari] generasi emak-emak dan anak minum susu,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (12/10).

Tak bisa dimungkiri, persoalan pemenuhan gizi masih jadi masalah di Indonesia. Tak pelak ini pun berimbas pada pertumbuhan anak yang tidak optimal. Dahnil menyebut sekitar 35 persen anak Indonesia menghadapi masalah pada pertumbuhan karena kekurangan gizi.

Mengulik dari sisi kesehatan, susu memang menawarkan zat gizi yang penting bagi masa pertumbuhan anak. Menurut Profesor Ali Khomsan, guru besar pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) susu mengandung sederet zat gizi antara lain kalsium, protein, fosfor, folat, zinc, dan omega 6.

Kalsium, lanjut dia, sangat diperlukan anak dalam masa pertumbuhan. Selain itu kalsium juga menghindarkan risiko pengeroposan tulang bagi wanita di masa menopause. Namun yang perlu dipahami, meski susu memiliki kandungan kalsium tinggi, pemenuhan kebutuhan kalsium sebaiknya tak melulu dari susu.

“Susu itu mengandung 80-90 persen air. Kalau terlalu banyak mengonsumsi susu, anak merasa kenyang dan enggak mau makan. Padahal bagi anak, meal atau makanan itu utama, sedangkan susu untuk pelengkap,” jelas Ali saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (13/10).

Untuk protein, susu memiliki kandungan protein yang baik karena berasal dari hewan. Protein hewani punya daya cerna dan daya serap yang lebih baik daripada protein nabati.

Akan tetapi, protein pada susu justru terbilang paling rendah di antara sumber pangan hewani lain. Ia berkata pemenuhan kebutuhan protein dapat dilengkapi dengan asupan daging, telur atau tahu dan tempe.

Keampuhan susu bahkan pernah dibawa dalam program Kementerian Kesehatan lewat 4 Sehat 5 Sempurna. Keberadaan susu kala itu seolah menyempurnakan diet makanan harian. Padahal, kata Ali, tak ada susu bukan berarti asupan gizi harian tak sempurna.

“Kalsium bisa diperoleh dari mentega, es krim pun dari susu, lalu bayam punya kandungan kalsium,” imbuhnya.

Makanan tetap jadi sumber gizi utama

Ali mengatakan konsumsi segelas susu sehari mampu memenuhi 50 persen kebutuhan kalsium tubuh. Di samping itu, rumah tangga dapat memenuhinya lewat sumber pangan lain. Apalagi anak dalam masa pertumbuhan memerlukan gizi tepat yang terutama berasal dari makanan yakni nasi atau karbohidrat, lauk dan sayuran.

“Tak hanya meal saja, snack (makanan ringan) juga perlu. Makan snack dalam rangka memenuhi kebutuhan kalori yang tidak bisa dipenuhi meal tadi,” kata Ali.

Kini semakin banyak ragam susu di pasaran membuat pilihan produk susu semakin beragam. Susu untuk anak usia tertentu, susu untuk ibu hamil atau menyusui bahkan susu untuk lansia.

Ali berkata ‘pengkotak-kotakan’ susu memang melihat dari perbedaan kebutuhan gizi masing-masing. Namun untuk ibu hamil dan menyusui, susu didesain berbeda karena juga memenuhi kebutuhan gizi janin dan anak yang disusui.

“Sebenarnya setelah anak lepas ASI di usia 2 tahun, dia minum susu apapun bagus, susu sapi. Susu asli pun bagus yang bentuknya cair dan belum dikreasi jadi susu industri,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *