Kampanye Menghujat Dinilai Bisa Membuat Pemilih Pemula Apatis

Kampanye Menghujat Dinilai Bisa Membuat Pemilih Pemula ApatisKepala Pusat Studi HAM dan Demokrasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Surya Adi Pramana menilai sikap saling menghujat dan tidak dewasa dalam kampanye pilpres bisa membuat pemilih pemula apatis terhadap ajang pesta demokrasi itu.

“Mestinya jangan saling menjelek-jelekkan karena itu bisa membuat kalangan pemilih pemula apatis,” kata Surya Adi Pramana di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dosen Fisipol Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini, masing-masing tim sukses pasangan calon presiden justru harus bisa menarik minat kalangan pemilih pemula (17-20 tahun) dan pemilih muda (usia di bawah 40 tahun) yang jumlahnya sangat besar.

Surya menyebutkan berdasarkan data KPU jumlah pemilih pemula secara nasional mencapai 17 juta dan pemilih muda hingga usia 40 tahun sebanyak 100-an juta orang.

Untuk menarik minat mereka, kata dia, harus ditempuh dengan cara-cara yang cerdas melalui kampanye yang menyenangkan. Kampanye juga harus menonjolkan program berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat.

“Yang kita lihat sekarang saling menjelekkan, tidak dewasa. Mestinya punya sajian yang baik dan membuat pemilu menjadi sesuatu yang menyenangkan,” kata dia.

Menurut Surya, banyak calon pemilih pemula dan muda yang apabila tidak diperhatikan dan dikelola dengan baik akan menjadi apatis dan berpotensi golput pada Pemilu mendatang. Apalagi, jika pemilu hanya terkesan sebagai kontestasi saling menghujat satu sama lain.

Sebagian dari kalangan pemilih itu, menurut dia, tidak begitu menghiraukan dunia politik karena dianggap tidak berpengaruh terhadap kehidupan mereka.

“Mereka belum bisa berpikir panjang bahwa kebijakan pemerintah yang bersifat makro juga akan berdampak pada hal-hal mikro yang berkaitan dengan kehidupan mereka,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *