Polarisasi Diyakini Picu Politik Tak Sehat

Polarisasi Diyakini Picu Politik Tak SehatPolarisasi yang kuat di Pileg dan Pilpres bisa menimbulkan hubungan tidak sehat antar pendukung, bahkan para caleg pun bisa saja saling ‘menjatuhkan’.

Peneliti politik dari Explosit Strategic, Arif Susanto mengatakan, untuk bisa dipilih para caleg hanya perlu memberi informasi utuh tentang dirinya kepada calon pemilih. Bukan malah menjatuhkan lawan politiknya.




Maka dari itu, dia mengimbau para pemilih untuk cerdas d menentukan pilihan di ajang pesta rakyat lima tahunan itu. Konkretnya dengan mencari tahu tentang rekam jejak caleg yang hendak dicoblos.

“Pemilih cerdas mengambil putusan berdasarkan pertimbangan atas informasi yang dimilikinya,” katanya kepada wartawan, Kamis (11/4).

Perlu diketahui, menjelang hari pencoblosan 17 April 2019 nanti, beberapa video skandal pribadi caleg beredar di media sosial. Terakhir, media sosial dihebohkan dengan foto-foto mesum caleg Partai Demokrat berinisial FH, dan juga skandal yang melibatkan keluarga caleg Partai Gerindra berinisial S.




Selain itu, beberapa kasus dugaan korupsi juga menjadi perhatian bagi masyarakat. Terkait itu, Arief menuntut KPU untuk mendesak para caleg berlaku transparan. Konkretnya dengan menjalin kerja sama dengan KPK untuk mengumumkan laporan harta kekayaan negara.

Bukan hanya itu, ditekankannya, demi meraup suara publik yang melimpah, para caleg harus memperbanyak turun ke lapangan. Salah satu di antaranya dengan hadir dalam ajang dialog kritis dengan berbagai lapisan masyarakat.

“Terakhir, para Caleg dapat memanfaatkan media massa dan media sosial sebagai medium komunikasi politik berjangkauan luas,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *