Golkar Sebut Koalisi PDIP cs Tak Akan Bertahan Lama

Golkar Sebut Koalisi PDIP cs Tak Akan Bertahan LamaPartai Golongan Karya menilai koalisi kekeluargaan yang dibentuk oleh tujuh partai politik di DKI Jakarta tak akan bertahan lama. Menurut mereka, terbentuknya koalisi tersebut hanya merupakan emosi sesaat dan bukan berdasarkan perhitungan yang matang.

Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Indonesia 1 Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan tujuan dibentuknya koalisi kekeluargaan itu hanya untuk membuat simulasi mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Saya lihat itu dibentuk karena emosi sesaat, jadi tak akan utuh,” kata Nusron saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Selasa (9/8).

Nusron berpendapat siapapun yang akan diusung oleh koalisi PDIP cs ini tak akan mempengaruhi ketidakstabilan kelompok tersebut. Bahkan, kata dia, meski Tri Rismaharini dipilih oleh koalisi tersebut perpecahan itu akan tetap terjadi.

Tak hanya itu, Nusron juga menegaskan bahwa koalisi partai pengusung Ahok yakin sosok yang mereka dukung tak akan terintimidasi oleh keberadaan koalisi gemuk tersebut.

Nusron menyebut Ahok siap menghadapi keroyokan koalisi itu. “Ahok ini jagoan jadi sudah biasa dikeroyok, jangankan tujuh partai sebelumnya saja Ahok memiliki skenario melawan 10 partai,” katanya.

Tujuh partai politik yang terdiri dari PDI Perjuangan, Gerindra, Demokrat, PAN, PPP, PKB, dan PKS sepakat berkoalisi di bawah nama ‘Koalisi Kekeluargaan’ untuk menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Koalisi gemuk tersebut belum menentukan siapa calon yang hendak mereka usung. Pertemuan Senin (8/8) lalu hanya membahas kriteria pemimpin Jakarta.

“Kami tidak bicara orang per orang, tapi kriteria seperti apa pemimpin Jakarta yang akan diperjuangkan,” kata Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jakarta Bambang Dwi Hartono dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (8/8).

PDIP menjadi penentu dalam pilkada Jakarta. Partai berlambang banteng dengan moncong putih ini memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta, jauh di atas batas minimal 22 kursi untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada. Jumlah kursi yang dimiliki ini memungkinkan PDI Perjuangan mengusung calon sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *