PDIP Memiliki Elektabilitas Tinggi

PDIP Memiliki Elektabilitas TinggiPemilihan umum legislatif (Pileg) 2014 yang sedianya akan berlangsung pada 9 April mendatang, membuat beberapa partai politik menyiapkan strategi untuk meraup suara, untuk mempermudah langkah parpol dalam mendapat dukungan Capres dan Cawapresnya.

Dari bursa pencalonan presiden, ada empat partai politik yang mengusung tokoh seperti Aburizal Bakrie dari Golkar, Prabowo Subianto dari Gerindra, Wiranto dari Hanura, dan Joko Widodo dari PDIP.

Dari keempat Capres tersebut, hanya Wiranto yang sudah memiliki pasangan Cawapresnya yakni Hari Tanoe Soedibyo. Sedangkan Capres lain masih melihat, menimbang, dan menghitung dengan cermat sosok ideal yang tepat untuk mendampingi masing-masing capres.

Political Communication Institute (PolcoMM Institute) yang melakukan survey memotret elektabilitas partai politik, Capres, dan Cawapres yang dinilai cocok oleh publik untuk menjadi pasangan Capres. Serta melihat juga tingkat keterpilihan Capres Konvensi Partai Demokrat.

Untuk metode yang digunakan sendiri yakni metode multistage random sampling yang melibatkan 1.200 responden di 33 provinsi yang dilakukan dengan wawancara langsung secara tatap muka kepada responden dari 19 – 29 Maret 2014 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dan margin of eror sebesar 2,9 persen.

“Responden memilih PDIP yakni 23,1 persen lalu disusul oleh Partai Golkar 17,3 persen, kemudian Gerindra 7,7 persen dan Demokrat dengan 5,1 persen, serta Partai Nasdem 4,5 persen. Sedangkan responden yabg belum menentukan pilihan sebesar 23,3 persen,” ujar Direktur eksekutif polcomm institute, Heri Budianto usai diskusi di bilangan Cikini, Jakarta, Kamis (3/4).

Dikatakan Heri untuk elektabilitas Capres, Jokowi masih menempati urutan pertama yakni sebesar 31,2 persen, kemudian Prabowo 19,2 persen, disusul oleh ARB 6,3 persen, dan Wiranto dengan 4,1 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan Capres sebesar 39,2 persen. Mereka yang belum menentukan pilihan beralasan karena belum adanya pasangan resmi Capres Jokowi, Prabowo, dan ARB.

“Jokowi dikenal sering melakukan blusukan dan tampil sederhana jadi magnet kuat bagi elektabilitasnya. Sedangkan ketegasa Prabowo dan visi menuju Indonesia adalah faktor yang disukai oleh masyarakat. Responden yang memilih ARB dengan alasan dari Partai Golkar yang juga mantan menteri. Sementara itu responden yang memilih Wiranto karena sudah memiliki pasangan cawapresnya,” paparnya.

PolcoMM Institute melakukan survei Akseptabilitas mengenai pasangan yang cocok mendampingi Prabowo di mana responden mengatakan bahwa Priyo Budi Santoso merupakan pasangan cawapres ideal bagi mantan Danjen Kopassus TNI AD itu sebesar 18,5 persen, diikuti oleh Dahlan Iskan 13,6 persen, kemudian Jusuf Kalla 10,4 persen, Irman Gusman sebesar 9,6 persen dan Mahfudh MD sebesar 8,9 persen.

Priyo dinilai oleh responden sangat cocok berpasangan dengan Prabowo karena tokoh muda, berpengalaman di bidang politik, dan karena dari Partai Golkar. Sedangkan Dahlan Iskan dinilai responden karena tampil sederhana, memiliki pengalaman dibidang bisnis, tokoh pers, dan karena menjabat sebagai menteri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *