Badan Keamanan Laut Mengudara di Perbatasan RI-Malaysia

Badan Keamanan Laut Mengudara di Perbatasan RI-MalaysiaAKSI. Memanfaatkan momen kegiatan Sosialisasi Layanan Publik dan Pelestarian Lingkungan yang akan digelar di Sebatik, Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Laut (KH) Drs.Toni Syaiful melakukan dialog interaktif secara on air bersama Radio Republik Indonesia (RRI), di Ruang Siaran RRI Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (29/7/2018).

Pada kesempatan tersebut Kolonel Toni didampingi Kasubbag Humas Bakamla RI Mayor Marinir Mardiono, beserta sejumlah Staf Humas antara lain Enni Parikawati, S.T., M.T., Novita Sari Dewi, S.E., Yuhanes Antara, S.Pd., Asmawi, dan Serda Ttg Fatkul Munir.

Dialog Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI bersama presenter siaran RRI Rusdi Mursalim mengambil tema “Menjaga Kedaulatan NKRI di Tapal Batas” berlangsung selama satu jam. Berbagai pertanyaan diajukan Rusdi seputar tugas dan kinerja Bakamla RI, keberadaan Bakamla RI, berbagai kasus ilegal yang terjadi, dan maksud serta tujuan kedatangan tim Bakamla RI ke Nunukan dan Sebatik.

Untuk menangani kasus penyelundupan barang ilegal seperti narkoba, dibutuhkan sinergitas instansi salah satunya dalam bentuk sharing info. Bisa saja mereka dengan modus operandi penyelundupan memakai kapal nelayan atau kapal niaga, dengan adanya pertukaran informasi kegiatan semacam itu bisa diketahui dan diselesaikan, ungkap Kolonel Toni ketika pembahasan menyinggung masalah narkoba.

Ketika Bakamla RI melakukan pemeriksaan dan penahanan terhadap kapal yang diduga melakukan pelanggaran di laut, maka selanjutnya penyidikan akan dilakukan oleh penyidik dari instansi lain, karena Bakamla RI tidak memiliki kewenangan sebagai penyidik. Misalnya ditemukan pelanggaran ilegal fishing di laut, maka kasus akan dilimpahkan kepada penyidik PSDKP, itulah sinergitas, jelasnya lebih lanjut.

Mengenai keberadaannya di Nunukan saat ini, Kolonel Toni menjelaskan akan dilakukan penanaman mangrove di Sebatik sebagai satu kegiatan Bakamla RI yang merupakan rangkaian dari Program Layanan Publik dan Pelestarian Lingkungan. Kegiatan ini sendiri sebelumnya sudah berlangsung pula di ujung barat wilayah Indonesia yaitu di Aceh, dan di Atambua yang merupakan perbatasan RI-Timor Leste, dan selanjutnya yang akan dilksanakan yaitu di Sebatik, wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia. Penanaman mangrove, menurut Kolonel Toni, selain sebagai upaya untuk menjaga ekosistem lingkungan laut juga untuk mencegah terjadinya pengikisan garis pantai wilayah Indonesia.

Dalam kesempatan yang berbeda, usai dialog Rusdi mengatakan sangat menyambut baik kedatangan Bakamla RI ke RRI, karena banyak instansi yang berkegiatan di Nunukan namun program dan kinerja kegiatannya tidak bisa diketahui masyarakat luas, sebabnya informasi yang disampaikan hanya terbatas pada tempat dilaksanakannya kegiatan, ucapnya pula. [gun]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *