Inovasi Mempercepat Jalan ke Tanah Suci

Inovasi Mempercepat Jalan ke Tanah SuciPerjalanan ibadah ke tanah suci  akan terasa lebih simpel dan ringkas. Setidaknya bagi Jemaah haji asal embarkasi Jakarta, Solo dan Surabaya. Selepas pemeriksaan paspor dan visa haji di Bandar Udara Medinah atau Jeddah, mereka tak lagi harus menunggu berjam-jam untuk antre menjalani pemeriksaan biometrik. Mulai tahun 2018 ini pemeriksaan biometrik sudah bisa dilakukan di asrama haji Jakarta, Solo dan Surabaya.

Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menyebut langkah baru itu sebagai salah satu inovasi dalam tata kelola perjalanan haji Indonesia. ‘’Untuk selanjutnya, sistem perekaman biometrik secara domestik ini akan kita kembangkan ke lebih banyak asrama haji di seluruh Indonesia,’’ ujar Menko Puan Maharani di Jakarta.

Pemeriksaan biometric itu sendiri sebetulnya adalah perekaman identitas diri yang mencatat ciri fisik pribadi para jemaah. Setelah foto wajah, sidik jari, pola garis tangan, dan pupil mata jemaah discan dengan perangkat elektronik, dan hasilnya disimpan dalam file elektronik berikut identitas resmi seperti nama, alamat, nomor kloter serta asal embarkasinya, Prosesnya hanya sekitar 5 menit. Selama ini, pemeriksaan dilakukan di bandara tujuan di Arab Saudi. ‘’Seringkali makan waktu karena ada kendala bahasa,’’ ujar Menko Puan Maharani.

Tekad pemerintah untuk memberikan pelayanan haji yang lebih baik yang kemudian melahirkan opsi untuk melakukan rekam biometric secara domestik. Meski terkesaan simple, urusannya ternyata tak sederhana. ‘’Karena semua dilakukan secara online dan terkoneksi dengan otoritas imigrasi baik di Indonesia maupun Arab Saud,’’ ujar Prof, Agus Sartono, Deputi Menko PMK yang menangani urusan Korbinasi bidang Agama dan Pendidikan itu. Adalah tugas Kemenko PMK, menurut Agus, yang mengordinasikan semua urusan ini agar semua berjalan dengan lancer dan tepat waktu.

Jemaah haji pun merasa senang karena merasa perjalanannya ke tanah suci akan lebih lancar, “Proses biometrik di Indonesia ternyata sederhana seperti bikin KTP, seperti sidik jari dan foto,’’  ujar Asep Nur Hidayat, Jemaah Haji 2018 haji asal DKI yang diwawancarai di Asrama Haji Pondok Gede, Senin (16/07/2018). Dari petugas haji, Asep mendapat penjelasan bahwa di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdul Aziz Madinah nanti dia hanya akan menjalani pemeriksaan paspor dan visa. Setelah itu langsung masuk bus dan diantar ke penginapan.

Pemerintah Arab Saudi sendiri tidak lepas tangan dengan proses perekaman biometrik ini. Beberapa petugas dari Arab Saudi tampak mengawasi proses perekaman biometrik para Jemaah. Hal serupa juga terjadi di Asrama Embarkasi Haji Solo dan Surabaya. Para petugas dari Arab Saudi itu harus memastikan agar semuanya berjalan sesuai prosedur hingga tak terjadi kesalahan pemasukan data berikut pengirimannya ke server keimigrasian di Arab Saudi. ‘’Dengan rekam biometrik ini Jemaah tak akan tersesat meski tak memegang kartu identitas. Hanya dengan memeriksa sidik jari,polisi Arab Saudi tahu identitas sang jamaah,’’ Jelas Prof. Agus Sartono Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK.

Deputi Kemenko PMK itu juga memastikan bahwa evaluasi tata kelola pelaksanaan perjalanan haji akan terus dilakukan, termasuk perekaman biometrik secara domestik itu. Pemerintah, katanya, berusaha untuk memberikan pelayanan lebih baik.  ‘’Memang Indeks Kepuasan Haji 2017 mencapai 84 persen, tapi pemerintah tak berhenti berinovasi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi,’’ kata Prof. Agus dalam acara Pelepasan Kloter Awal Calon Jemaah Haji Indonesia di Pondokgede, Jakarta Timur Senin (16/7).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *