Soal Rumah Ambruk, Kades Rancagong Mengeluh

Soal Rumah Ambruk, Kades Rancagong MengeluhPasca terjadinya angin kencang 4 Bulan Lalu tepatnya pada Bulan januari diwilayah Desa Rancagong Kecamatan Legok yang meluluh lantahkan rata dengan tanah rumah Firmansyah belum juga menemui titik terang. Pasalnya, Kepala Desa Rancagong pun mengeluh lambatnya Pemerintah dalam mengambil sikap atas laporan dari pemerintah Desa.

“Saya sudah coba mengusulkan ke pemerintah dan kedinas atas kejadian yang menimpa warga desa kami, tapi belum ada respon,” kata Suryadi Kades Rancagong saat dikonfirmasi diruangannya pada kamis kemarin (13/4/2017)

Suryadi beralasan, Saya pribadi selaku Kades Rancagong melalui desa sudah mengusulkan 186 rumah tidak layak huni di desa saya dan ada 47 rumah yang menjadi prioritas termasuk didalamnya rumah saudara firmansyah yang rumahnya ambruk untuk mendapat bantuan dari pemeritah.

Dikatakan Suryadi, Camat juga sudah mengetahui dan di lanjutkan ke dinas terkait. “Melaui kades dan staf desa juga sudah mengupayakan tetapi entah ada apa sampai saat ini belum ada realisasi,” akunya.

“Saya juga sudah bicara kepada jaro, karta dan RT Setempat untuk bersama-sama mencari solusi bergotong royong, intinya bersama sama lah kita bangun,” jelasnya

Ditempat terpisah, saat dimintai keterangannya terkait hal diatas Ketua Harian LSM PIN Deni Iskandar pun menuturkan, disini ada yang aneh. Seharusnya pemerintah daerah tidak tutup mata dan bisa turun langsung ketengah masyarakat yang terkena musibah.

“Kami atas nama Pemuda Investasi Nusantara (PIN), meminta agar dinas terkait dalam hal ini Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Pemerintahan Desa (BPMPPD) dan Bupati Kabupaten Tangerang segera turun tangan meninjau langsung”. ujar, Deni Iskandar.

Sebagaimana diketahui, kabupaten Tangerang, memiliki Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD), yang tergolong besar di provinsi Banten yang telah ditetapkan oleh DPRD dimana APBD kabupaten Tangerang tahun 2017 mencapai 4,5 Triliun rupiah, jelas mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2016 sebesar 4,20 Triliun rupiah.

Namun besarnya APBD ini, tidak sesuai dengan kondisi masyarakat di kabupaten tangerang, berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di kabupaten Tangerang, mencapai, 795.252 jiwa, dan alokasi anggaran yang ditetapkan di APBD tidak sampai ke masyarakat.

“Melihat APBD tahun 2017 yang sudah ditetapkan, seharusnya angka kemiskinan di kabupaten Tangerang ini menurun dan bisa diretas seharusnya oleh pemda” Tambah Deni.

Sebagaimana untuk diketahui, Musibah yang terjadi selama rentan empat bulan lalu, membuat korban saat ini mengontrak rumah karena tidak mampuh membangun rumah yang sudah roboh diterjang angin kencang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *