Reaksi kubu Jokowi-JK disebut komunis

Isu komunis kerap diembuskan kubu Prabowo – Hatta terhadap kubu Jokowi – JK. Salah satunya anggota Tim sukses Prabowo – Hatta, Kivlan Zen. Mantan Kepala Staf Kostrad itu menuding ada ideologi komunis di belakang Capres Jokowi.

“Di bidang ideologi, paham-paham komunis emang sudah tidak eksis. Namun masih ada sampai sekarang segelintir dari nomor dua,” kata Kivlan Zen di Hotel Crowne, Jl. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (26/6).

Sementara, Sekretaris Tim Pemanangan Prabowo – Hatta, Fadli Zon menilai program Revolusi Mental ala Jokowi berawal dari paham komunis. Menurut Fadli, bapak komunis Karl Marx menggunakan istilah Revolusi Mental pada tahun 1869 dalam karyanya ‘Eighteenth Brumaire of Louis Bonapartem’. Revolusi Mental juga jadi tujuan ‘May Four Enlightenment Movement’ di China 1919 diprakarsai Chen Duxui, pendiri Partai Komunis China.

“Aidit PKI, hilangkan nama Achmad dr nama depannya n ganti dg Dipa Nusantara (DN) dg alasan ‘Revolusi Mental’ yaitu hapus yang berbau agama,” kata Fadli Zon dalam akun twitternya, Kamis (26/6).

Isu komunis terhadap kubu Jokowi semakin heboh setelah tvOne memberitakan ada orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI) di PDIP. Kesimpulan itu diambil televisi milik Aburizal Bakrie itu dari sejumlah data bahwa PDIP pernah mengundang dan bertemu dengan perwakilan Partai Komunis China (PKC).

Kubu Jokowi – JK pun berang dengan isu komunis tersebut. Berikut enam reaksi kubu Jokowi – JK atas isu komunis yang diarahkan pada mereka seperti dirangkum oleh kami.

1.  Jokowi: Ini penghinaan besar bagi saya

Capres Joko Widodo (Jokowi) marah besar dituding sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI) yang belakangan ini menjadi senjata untuk menyerangnya. Jokowi menganggap hal itu sebagai penghinaan besar.

“Sebenarnya kita kurang sabar apa sih? Kurang sabar apa? Sejak awal pertama kita diamkan, malah lama-lama menuduh PKI. Ini penghinaan besar bagi saya pribadi, masuk ke orangtua dan keluarga juga,” kata Jokowi di Hotel Holiday Inn, Bandung, Kamis (3/7).

Jokowi merasa selama ini sudah terlalu sabar dan menahan diri agar tak membalas fitnah-fitnah yang selalu menyerangnya. Dia juga mengaku tak henti-hentinya memperingatkan simpatisan dan relawannya agar membalas fitnah dan tudingan kejam itu selalu dengan kebaikan.

“Tapi kalau untuk relawan saya selalu menyampaikan, fitnah balas dengan kebaikan, apapun. Semuanya kan ya nggak mungkin kita handle,” ujarnya.
2. Megawati minta polisi tegakan hukum

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyesalkan berita di tvOne yang menyebut PDIP dilabeli Partai Komunis Indonesia (PKI). Mega menilai pemberitaan tvOne sangat meresahkan masyarakat.

“Menyesalkan berita tvOne yang meresahkan masyarakat Indonesia yang sedang menjalankan ibadah puasa. Pemuatan berita yang mengabaikan kaidah dan etika jurnalistik, serta secara sepihak menyerang Bapak Joko Widodo,” ujar Megawati dalam keterangan pres yang dibacakan Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Media Center Jokowi-JK, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/7).

Megawati meminta kepada aparat keamanan untuk tidak pandang bulu menegakkan hukum dan menindak berbagai bentuk tindakan provokasi dan fitnah. “Elite politik mari kita sama-sama mewujudkan demokrasi yang berkeadaban,” katanya.

Selain itu, Mega mengajak seluruh tokoh agama, masyarakat, budayawan guru dan sipil perjuangkan pemilu yang jurdil. “Atas dasar itu, saya instruksikan kepada seluruh anggota, kader, simpatisan PDI Perjuangan untuk taat sepenuhnya pada hukum,” tuturnya.
3. Sidarto: Soal komunis, tvOne lakukan serangan brutal ke Jokowi

Ketua MPR Sidarto Dhanusubroto angkat bicara soal pemberitaan tvOne yang menyebut PDIP dan Jokowi komunis. Politikus senior PDIP ini menilai pemberitaan stasiun televisi milik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie itu adalah sebuah serang brutal di tengah proses Pilpres 2014.

“Pemberitaan tvOne bahwa Calon Presiden Joko Widodo adalah komunis merupakan sebuah serangan yang sangat brutal. Sebagai media penyiaran yang berkerja untuk kepentingan publik, tvOne bukan hanya tidak mampu menjaga independensinya melainkan sekaligus mencederai jurnalisme yang sehat dan beradab,” kata Sidarto dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Kamis (3/7).

Dia menilai pemberitaan tvOne itu dipaksakan. Sebab, membangun logika seolah-olah pertemuan kader PDIP dengan pejabat Partai Komunis Tiongkok sebagai bukti PDIP bagian dari komunis.

“Sementara catatan menunjukkan Partai Golkar dan Partai Demokrat juga pernah bertemu Partai Komunis CIna dan informasi soal itu terkesan sengaja disembunyikan. Dan justru membuat framing berita yang agresif menyerang Joko Widodo sebagai komunis,” katanya.

Dia berharap Polri secepatnya menindak pelaku kebohongan yang menggunakan frekuensi milik publik. “Saya merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap lembaga penyiaran yang dengan sengaja menyediakan diri digunakan untuk menghalalkan segala cara dalam mendukung salah satu calon presiden,” katanya.
4. Massa PDIP geruduk kantor tvOne di Yogyakarta dan Jakarta

Pemberitaan tvOne yang menuding PDIP dan Jokowi memiliki hubungan dengan komunis mengakibatkan partai berlambang banteng itu berang. Rabu (2/7), sekitar pukul 22.15 WIB, ratusan kader dan simpatisan PDIP berbondong-bondong mendatangi kantor tvOne di Jl Kenari, Perumahan Timoho.?

Massa menyegel kantor tersebut dengan menggunakan bambu yang melintang di pintu depan. Sambil berorasi, massa yang marah atas pemberitaan tvOne juga meluapkan kekesalannya dengan mencorat-coret tembok kantor tvOne dengan cat semprot warna merah. Salah satunya, mereka menulis ‘Jokowi bukan kader PKI’, ‘JKW-JK’, ‘tvOne anj**g’, dan sebagainya

Tidak hanya di Yogyakarta, massa PDIP juga mendatangi kantor tvOne di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu malam. Massa PDIP yang datang tidak dapat masuk ke dalam gedung kantor tvOne. Oleh sebab itu, aksi protes dilakukan di depan kantor dengan berorasi.

Informasi yang dihimpun massa berasal dari Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), organisasi sayap PDIP. Ketua Repdem Masinton Pasaribu membenarkan hal tersebut. “Kami tadi balik jam 2,” kata Masinton.
5. Isu komunis buat jatuhkan elektabilitas Jokowi

Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto mengecam cara tvOne yang menghalalkan segala cara demi kepentingan politik. Menurutnya, stasiun milik Aburizal Bakrie itu telah diatur sebagai mesin untuk mencitrakan Prabowo-Hatta.

“Hal yang paling sensitif telah dilakukan oleh tvOne yang dikenal sebagai mesin die-hard pencitraan Prabowo. Demi ambisi hanya karena tingginya elektabilitas Jokowi, maka dibuatlah setting berita dengan isu Jokowi komunis. Bangsa Indonesia pun kembali terkoyak dalam perpecahan,” kata Hasto di Jakarta, Kamis (3/7).

Hasto mengajak seluruh kader PDIP untuk tetap tenang. Hukum harus ditegakkan dan pihaknya akan menempuh sesuai mekanisme dan aturan yakni menggunakan hak jawab.

“Kita adukan ke Dewan Pers. Kita hadapi dengan dingin, meskipun tuduhan itu menyakitkan. Kami tegaskan agar KPI bersikap tegas atas pelanggaran yang sangat fundamental dalam penyiaran yang dilakukan tvOne,” tegas Hasto.

“Waspadai perusak bangsa. Percayalah, rakyat mencatat bahwa berbagai serangan keji yang ditujukan ke Jokowi tidak akan menggoyahkan mereka pada pilihan hati nurani,” tandasnya.
6. PKI sudah tidak ada, orang-orangnya sudah pada mati
Politikus PDIP Ribka Tjiptaning mengaku sebagai kader PDIP tulen yang sudah menjadi anggota sejak 20 tahun lalu. Meskipun dia mengakui bahwa ayahnya, Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro adalah seorang tokoh PKI.

“Aku ini kader PDIP dari tahun 1983. 2010 masuk DPP, saya kader dari bawah,” ujar Ribka di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/7).

Dia menegaskan, tidak ada kaitan orang tuanya dengan pergerakan komunis di PDIP. Apalagi, para tokoh PKI saat ini sudah mati.

“Enggak ada lah, aku bukan kader komunis, aku kader PDIP dari tahun 83, PKI dah enggak ada, orang-orang tuanya sudah mati,” tutur dia.

Ribka menyayangkan isu komunis kembali diangkat untuk menyerang Jokowi-JK. Karena para anggota PKI sudah tidak ada.

“Kenapa itu yang diangkat? Orang PKI-nya pada ke mana, orang udah pada meninggal. Yang dimaksud PKI itu siapa? Orang sudah pada mati kok. Ibu gua saja sudah 92 tahun, udah enggak bisa ngapa-ngapain, sudah budeg,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *