Kaum Hawa Punya Usia yang Panjang Dibanding Kaum Adam

Kaum Hawa Punya Usia yang Panjang Dibanding Kaum AdamBanyak penelitian menyebutkan bahwa harapan hidup wanita lebih tinggi dari pria. Dengan kata lain, kaum Hawa punya usia yang panjang dibanding kaum Adam. Namun, sebuah penelitian baru menyebut, usia panjang itu bukannya tanpa kekurangan.

Harapan hidup wanita memang lebih lama, tapi mereka dibebani dengan fisik yang lemah.

Melansir Reuters, para ilmuwan melakukan studi pada pasien Medicare yang berusia 65 tahun ke atas. Medicare merupakan program kesehatan bagi kaum lanjut usia. Studi dilakukan guna mencari tahu bagaimana kelemahan dan cacat fisik memengaruhi aktivitas harian. Para ilmuwan juga mengikuti pasien untuk mengetahui harapan hidup mereka.

Data dikumpulkan secara berkala dari 1982, 2004 dan 2011.

Selama jangka waktu tersebut, diketahui rata-rata wanita hidup hingga usia 82 – 85 tahun, selama penelitian. Sementara pria tidak sampai ke usia tersebut.

Tapi, usia panjang tersebut tidak serta-merta dibarengi dengan kesehatan. Malah, hasil studi menunjukkan bahwa 30 persen wanita berusia 65 tahun ke atas punya kondisi fisik yang lemah dan bahkan lumpuh.

Sementara, pria kendati tidak berusia panjang, punya kondisi fisik yang lebih baik. Hanya 22 persen dari pria berusia 65 tahun ke atas yang punya fisik lemah atau lumpuh.

Sayangnya peneliti tidak bisa menemukan penyebab kelemahan fisik pada wanita di usia lanjut. Namun disinyalir hal itu berkaitan dengan kebiasaa wanita meremehkan kesehatan di usia muda, selain gaya hidup tidak sehat.

“Tidak hanya itu, wanita juga kerap mengalami keterbatasan finansial di usia tua sehingga tidak bisa mengakomodasi perawatan kesehatan yang memadai,” ujar Vicki Freedman dari Institute for Social Research di University of Michigan, yang juga merupakan kepala penelitian.

Kelemahan fisik membuat kaum wanita sulit melakukan aktivitas harian termasuk merawat diri sendiri, seperti mandi, memasak, berbelanja atau menyetir. Hal tersebut bukan hanya membebani secara fisik, melainkan juga secara finansial karena banyak yang memilih petugas profesional untuk merawat lansia.

Studi tersebut dipublikasikan di American Journal of Public Health pada 17 Maret 2016.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *