Membaca Erotik Itu Perlu?

Aksi, Makasar – Mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Makassar duduk membentuk lingkaran di lantai. Sekitar 30 orang hadir dalam acara “Bincang-bincang Literasi” yang digelar di lantai dasar perpustakaan Universitas Hasanuddin, Rabu lalu, 15 Oktober 2014.

Sebelum memulai perbincangan, seluruh peserta diminta menuliskan satu tema di atas selembar kertas. Lalu dipilih secara acak satu usulan. Satu yang terpilih itu mengangkat tema “Waktu mahasiswa lebih banyak dihabiskan menonton film ‘bokep’ (porno) daripada membaca.”

Tema ini langsung saja menghadirkan banyak persepsi. Ibe S. Palogai, mahasiswa sastra Universitas Hasanuddin, misalnya. Dia beranggapan bahwa tontonan yang disajikan di layar televisi nasional lebih parah daripada film porno. “Buat saya, film Korea itu kategori ‘bokep’, lebih parah lagi sinetron Ganteng-ganteng Serigala,” katanya.

Irsan—mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin—juga menilai tayangan-tayangan sinetron sangat tidak mendidik. Adapun membaca, kata dia, dinilai belum menjadi sebuah kebutuhan kebanyakan orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *