Menonton “The Walk”, Mengenang WTC New York

Menonton People ask me Why do you risk death? For me, this is life.” (Orang-orang bertanya kepada saya “Mengapa Anda bertaruh dengan kematian? Bagi saya, ini adalah kehidupan.)

Philippe Petit (diperankan dengan baik oleh Joseph Gordon-Levitt) awalnya merupakan seorang seniman jalanan yang tidak terlalu diperhitungkan dan memamerkan keahliannya di depan umum sehari-hari di Kota Paris.

Kecintaannya terhadap dunia pertunjukan muncul ketika saat kecil dia menyelinap masuk untuk menonton sirkus yang menampilkan beragam jenis keahlian, khususnya yang paling menarik perhatiannya adalah meniti tali di atas ketinggian.

Sejak masa anak-anak itu pula, dia berlatih secara otodidak dengan memasang tali dan berlatih meniti tali di antara pepohonan, meskipun hal itu tidak mendapatkan persetujuan dari sang ayahanda yang bekerja sebagai seorang pilot.

Karena ketidaksetujuan itu, dia memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan menampilkan seni pertunjukan dari beragam keahlian yang dia miliki (seperti juggling, sulap, menaiki sepeda roda satu) di jalanan Kota Paris.

Namun, keahlian utama yang dimilikinya dan selalu dilatihnya adalah berjalan di atas seutas tali dan dia selalu mencari tempat yang tepat untuk menggantungkan talinya, bisa itu di antara lampu jalan atau pohon.

Hingga suatu ketika, saat sedang menunggu giliran di dokter gigi, dia membaca sebuah majalah yang mengulas pembuatan World Trade Center, yang disebut akan menjadi gedung tertinggi di dunia (saat itu era 1970-an).

Philippe berambisi untuk merentangkan talinya di WTC karena selain sebagai gedung tertinggi di dunia, WTC itu sendiri merupakan dua gedung yang dibangun berdampingan atau kerap disebut “menara kembar”.

Untuk mewujudkan hal itu, dia berguru kepada Papa Rudi (Ben Kingsley), pemilik sirkus yang juga memiliki keahlian berjalan di atas tali, dan menguasai berbagai hal seluk-beluk seperti bagaimana memasang tali yang benar agar tetap kencang dan tidak terjatuh.

Tidak hanya dengan Papa Rudi, Philippe juga mendapat bantuan dari sejumlah orang lainnya, antara lain seniman lainnya yang merupakan seorang pengamen, Annie (Charlotte Le Bon), yang juga merupakan kekasihnya, dan seorang fotografer Jean-Louis (Clement Sibony), serta teman Jean-Louis, Jeff (Cesar Domboy).

Saat mengemukakan rencananya bahwa dirinya bakal berjalan meniti tali di antara gedung yang memiliki tinggi sekitar 415 meter, awalnya ditolak oleh Papa Rudi.

Namun setelah berbicara dari hati ke hati, Papa Rudi akhirnya menyetujuinya dan mengatakan, “Phillippe, saya mungkin tidak memahami apa yang akan kamu lakukan, tetapi saya yakin ini adalah sesuatu… sesuatu yang indah.”

Sebagai sutradara kawakan, Robert Zemeckis Ralistis berhasil menampilkan penggambaran seseorang yang meniti tali di atas ketinggian ratusan meter.

“Kami berupaya keras dan belakar serta memastikan bahwa kami melakukan segalanya untuk menimbulkan vertigo (perasaan pusing/sakit kepala, umumnya ketika seseorang berada di ketinggian) pada penonton,” kata Zemeckis sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Zemeckis juga mengemukakan bahwa film tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada menara kembar WTC. Menara kembar WTC telah runtuh pada 11 September 2001 karena aksi teroris.

Senada dengan sang sutradara, sang aktor utama Gordon-Levitt kepada Reuters juga mengemukakan bahwa dirinya setuju bahwa film tersebut juga semacam “surat cinta” kepada menara kembar WTC.

Gordon-Levitt, yang berada di New York saat tragedi 9-11 yang meruntuhkan WTC, menyatakan bahwa di benak banyak orang bila mengingat WTC akan selalu teringat mengenai tragedi yang terjadi.

Namun dengan sebagaimana kejadian tragis lainnya, lanjutnya, merupakan hal yang baik untuk mengingat hal-hal yang positif, kenangan indah yang ada, seperti seseorang yang mengenang orang lain yang telah meninggal dunia.

Gordon-Levitt, yang dilatih secara langsung oleh sang maestro, Phillippe Petit, dalam pembuatan film itu juga mengemukakan, “You dont want to focus only on the death, you want to celebrate their life and that is what we wanted to do with this movie and the Twin Towers.”

(Anda tidak ingin fokus hanya kepada kematian, Anda ingin merayakan kehidupan dan itu yang kami lakukan dengan film ini dan Menara Kembar.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *