Makan Malam dengan Pecak Belut Pemalang

Makan Malam dengan Pecak Belut Pemalang

AKSI – Bagi sebagian orang, belut menjadi olahan yang tak biasa. Tapi jika pengolahan tepat, maka rasanya akan nikmat.

Salah satu tempat makan di kawasan Soloraya yang menawarkan aneka menu olahan belut yaitu Warung Pecak Belut Hj. Fatimah. Warung ini menyajikan menu olahan belut khas Pemalang, Jawa Tengah. Warung ini beralamat di Jalan Slamet Riyadi Nomor 148, Kartasura, Sukoharjo.

Warung itu menawarkan menu khas Pemalang, yaitu pecak belut. Menu ini ada di Pemalang sejak 1957. Pemilik Warung Pecak Belut Hj. Fatimah adalah dua pemuda kakak beradik bergelar sarjana yang memilih berwiraswasta. Mereka adalah Ramadhani dan Danang Saputra.

Danang menceritakan beberapa saudaranya di Pemalang memiliki warung pecak belut. Sepengetahuan Danang di kawasan Soloraya belum ada tempat makan yang menjual menu pecak belut.

Ia kemudian membuka warung pecak belut. Pecak belut jadi menu utama yang ditawarkan warungnya. Menu lainnya adalah lain mangut belut, belut lada hitam bawang bombai, belut bakar, belut gangsa, belut balado.

Untuk menjamin kebersihan, belut yang akan diolah dikarantina sekitar satu pekan lebih dulu. Belut ditampung di tempat khusus lalu diberi air dan tidak diberi makan. Air diganti sehari dua kali, pada pagi dan sore hari.

Hal itu dilakukan minimal selama sepekan atau sampai belut bersih. “Ini salah satu keunggulan belut di warung kami. Dijamin kebersihannya,” ujar Danang saat ditemui Solopos.com.

Setelah dikarantina, belut dibersihkan lalu diberi bumbu dan digoreng. Dalam sehari, warung itu biasanya menghabiskan lima kilogram belut. Ketika hari libur biasanya menghabiskan sekitar 10 kilogram belut.

Menurut Danang, tempat itu bisa menampung tamu lebih dari 40 orang. Pengunjung bisa memilih duduk di kursi atau lesehan. Begitu saya duduk, pemilik warung makan, Ramadhani, menyapa saya serta memberikan daftar menu makanan dan minuman. Pecak belut super seharga Rp28.000, menu mangut belut seharga Rp22.000, dan menu belut lada hitam bawang bombai seharga Rp22.000.

Kuah Berminyak

Menu belut disajikan dalam cobek berwarna merah kehitaman, lengkap dengan satu piring nasi putih yang ditaburi bawang goreng.

Khusus menu pecak belut, sambal dan belut langsung ditaruh di cobek. Menu mangut belut dan belut lada hitam disajikan dalam cobek yang dialasi daun pisang berwarna hijau segar.

Pecak belut super adalah belut yang ukurannya besar. Belut goreng itu dipenyetkan dalam sambal. Rasa pedas seolah tergambar dari tampilan menu yang banyak sambalnya itu.

Sambal pecak belut adalah campuran cabai, bawang putih, dan bawang merah yang dibakar lalu dihaluskan dengan kencur, terasi kualitas bagus, dan kuah rempah-rempah khas Warung Pecak Belut Hj. Fatimah.

“Resep pecak belut ini saya peroleh dari keluarga saya. Ini resep turun-temurun,” ujar Ramadhani. Meskipun sambal baru dibuat ketika ada pesanan, rasanya maknyus, pas di lidah.

Daging belut yang gurih terasa lebih kian lezat ketika dicocol sambal. Lauk ini sangat cocok untuk teman makan sepiring nasi hangat.

Sementara itu, menu mangut belut, adalah belut goreng berukuran sedang. Belut goreng tersebut disiram dengan kuah mangut. Kuah itu dibuat setiap pagi hari. Kuahnya berwarna kuning tua dan berminyak.

Di atasnya ada potongan tomat hijau, cabai hijau diiris menyerong, dan bawang goreng. Salah satu komponen kuah mangut adalah santan. Kuahnya terasa gurih dan cukup pedas, sangat cocok sebagai lauk.

Daging belutnya empuk dan mudah dilepaskan dari durinya. Rasa gurih belut dan kuah berpadu dengan kesegaran tomat hijau. Menu belut lada hitam bawang bombai pekat dengan rasa pedas khas lada hitam.

Kuah menu ini hanya sedikit. Irisan bawang bombai dengan aromanya yang khas membuat menu ini terasa segar. Selain menawarkan menu olahan belut, Warung Pecak Belut Hj. Fatimah juga menawarkan menu berbahan baku ikan lele dan ikan kakap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *