Posyandu Teratai Desa Ciwidey Jadi Posyandu Terbaik di Jabar

Posyandu Teratai Desa Ciwidey Jadi Posyandu Terbaik di JabarPos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Teratai di Kampung Sindangsari, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey mendapatkan penghargaan sebagai posyandu terbaik di Jawa Barat (Jabar). Posyandu Teratai didaulat sebagai juara pertama posyandu terbaik tingkat Jabar.

Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Gubernur Jabar, Ridwan Kamil kepada Wakil Ketua 2 Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Bandung, Windar Sofian Nataprawira. Penyerahan penghargaan dilakukan di sela-sela Peringatan Hari Ibu di halaman Gedung Sate Bandung, Sabtu (22/12/2019).

Sebagai kepala daerah yang berkomitmen dalam pengembangan revitalisasi, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser pun diganjar penghargaan sebagai orang yang mampu merevitalisasi posyandu di tingkat Jabar.

Posyandu Award tahun 2018 dilakukan untuk mendorong posyandu sebagai pelayanan publik yang sangat relevan. Dadang mengatakan bahwa posyandu memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan secara terpadu melalui berbagai kegiatan.

Ia pun berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan telah memberikan kontribusi. Apalagi dari 3,6 juta jiwa penduduk, kehadiran posyandu yang multifungsi akan sangat bermanfaat bagi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bandung.

“Alhamdulillah dan terima kasih atas segala yang dilakukan oleh semua pihak dan semua jenjang. Mulai dari Pemkab Bandung di kewilayahan kecamatan hingga para kader PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang telah mengantarkan Posyandu Teratai Desa Ciwidey menjadi yang terbaik dari 19 Kabupaten yang ada di Jawa Barat,” ungkap Dadang dalam keterangan tertulis.

Lebih lanjut, Dadang mengatakan prestasi dan apresiasi yang diterima harus menjadi motivasi dan semangat tersendiri supaya lebih bertanggung jawab untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Bandung yang lebih maju, mandiri dan berdaya saing.

“Dengan kemenangan ini akan membawa tanggung jawab yang besar untuk menularkan prestasi yang dihadirkan ke posyandu-posyandu yang lainnya. Bahkan inovasi yang sudah dilakukan bisa ditingkatkan lagi,” imbuh Kang DN, sapaan akrabnya.

Dia menyebut bahwa di Kabupaten Bandung sudah terbentuk 1.770 posyandu multifungsi yang tersebar di 31 kecamatan untuk mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera.

Menurutnya, bukan hanya pelayanan kesehatan dan imunisasi saja, posyandu multifungsi ini juga bisa menjadi pusat informasi, konsultasi dan edukasi masyarakat dalam berbagai hal sosial, ekonomi, pendidikan, dan perlindungan perempuan serta anak.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah bukan hanya membentuk posyandu multifungsi. Namun posyandu tersebut juga bisa menjadi model untuk memecahkan masalah dan mengangkat potensi posyandu.

“Peran serta pemerintah dan lembaga masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan posyandu multi fungsi agar tingkat kesehatan di Kabupaten Bandung lebih baik,” katanya.

Menurut Kang DN, Posyandu ini bisa menjadi fungsi strategis dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Namun pembinaan harus dilakukan berkelanjutan.

Atas upaya peningkatan hal tersebut, ia pun berharap komitmen pemerintah untuk meyamaratakan sarana prasarana dan hal-hal lain yang menunjang kegiatan Posyandu di seluruh Kabupaten Bandung.

“Semoga semuanya bisa berkomitmen supaya peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa merata di 270 desa yang ada di Kabupaten Bandung. Jangan yang sudah maju terus dibantu, tapi sentuh juga ke daerah terdalam,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung, Tata Irawan menyebut Posyandu Teratai Desa Ciwidey diganjar penghargaan karena sudah menjalankan posyandu berbasis inovasi.

“Ada sekitar 27 inovasi yang dijalankan, tentunya melalui pembinaan beberapa perangkat daerah. Contohnya ada BAPER (Baca di Pojok Teratai), Jokerwatan (Pojok Kreatif Wanita Tani), inovasi ini merupakan wadah kreativitas kelompok tani sebagai kader posyandu dengan memanfaatkan potensi yang diolah dengan kreatif sehingga bernilai ekonomis untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” jelas Tata.

Inovasi lain, tambahnya, adalah Katakar (kader tanggap kebakaran). Inovasi ini merupakan wujud kepedulian kader dalam meminimalisir terjadinya kebakaran yang umumnya disebabkan oleh kecerobohan. Dalam hal ini, kader memberikan sosialisasi tentang cara pemasangan selang dan regulator agar tabung gas tidak meledak, juga tentang hal yang harus dilakukan jika ada ledakan.

“Ada juga Posiga (pojok siaga bencana), Kebal Toga (kebun balita toga), Origami (ojeg riang gembira mitra posyandu). Inovasi ini merupakan bentuk kemitraan pengemudi ojeg dengan posyandu. Lalu inovasi lain yakni Aku Jual Ibu Beli (ambulan khusus jemput dan layani ibu bersalin), Peda Kadoyan (pelestarian budaya kader posyandu) serta inovasi lainnya yang mendapatkan apresiasi positif dari Pemprov Jabar,” paparnya.

Tata juga berharap setiap inovasi yang ada di posyandu teratai bisa dilakukan secara berkelanjutan agar bisa memberi manfaat seluas-luasnya.

“Inovasi ini harus terus dilakukan kepada masyarakat. Jangan hanya saat ada penilaian, tapi harus beri manfaat seluas-luasnya. Alhamdulillah kalau posyandu lain pun bisa melahirkan inovasi baru,” ungkapnya.

Selain itu, Camat Ciwidey, Karyadi Rahardjo mengungkapkan prestasi yang telah diraih merupakan anugerah dan kebanggaan untuk masyarakat Ciwidey.

“Saya berharap Posyandu Teratai yang multifungsi ini bisa menjadi percontohan bagi posyandu lainnya di Kabupaten Bandung, bahkan lebih luas lagi di wilayah Jabar,” ucap Karyadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *