Eka Santosa: No Forest, No Water, No Future

Eka Santosa: No Forest, No Water, No FutureLontaran Eka Santosa, Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, seperti yang biasa diungkapkan Sesepuh Jawa Barat Solihin GP ‘no forest, no water, no future’, kerap bergema dalam pertemuannya dengan tokoh masyarakat setempat di beberapa pedesaan Kabupaten Ciamis (22 – 23/10/2018). Turunnya Eka Santosa kukurusukan ke beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis hingga ke daerah Cibolang perbatasan Jawa Tengah, mengungkap betapa fakta yang selama ini tersembunyi atau malah ‘disembunyikan’ perlu dicari soluninya segera, paparnya.

“Persoalan air bersih tidak sepele. Idealnya air tersimpan di lahan yang seharusnya hijau, nyatanya lahan malah pada gundul. Saat kemarau kini, krisis air bersih sangat terasa. Ironi, harga air bersih bisa setara dengan BBM. Air kemasan, merajalela di pedesaan. Aneh, darurat air ada di alam tropis, surganya air !” papar Eka seusai pertemuannya dengan para kepala desa di Kecamatan Tambaksari, Rancah, Cidolog, Rajadesa, Jatinegara, dan Sukadana.

Sekertaris Camat dari Kecamatan Tambaksari, H Agus Susilo membenarkan krisis air bersih, sudah lama melanda di daerahnya, tanpa solusi nyata. Penghijauan pun apalagi Rakgantang (Gerakan gandrung tatangkalan) seperti anjuran Pak Solihin GP sejak lama, menurutnya hanya tinggal cerita.

”Di banyak kecamatan, air bersih amat langka saat musim kemarau. Saat musim hujan, malah jadi petaka banjir. Kami tersadarkan, terpacu membenahinya dengan kehadiran Kang Eka dari Gerakan Hejo dan BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar. Soal lahan gundul yang seharusnya hijau, ini keprihatinan kami. Persoalan sosial-ekonomi pun, kerap muncul, ini memusingkan. Pemecahannya, selalu setengah-setengah.”

Masih menurut Eka yang pada hari kedua (23/10/2018) program kukurusukan-nya di pedesaan Kabupaten Ciamis, seusai berdialog dengan tokoh masyarakat setempat di area Cek Dam Kadupandak – Tambaksari, memperlihatkan gestur kekesalannya atas persoalan mendasar ini.

Diuraikan Eka, kunjungan sehari sebelumnya (22/10/2018) yang bersamaan dengan jadwal tahunan hajatan Ngaguar Bumi di Dusun Cibodas Desa Karangninggal Kecamatan Tambaksari, ternyata ratusan Kepala Keluarga di wilayah ini bersama desa tetangganya, sudah lama mengalami krisis air bersih di musim kemarau.

Solusi jangka pendek menurut Eka, harus dipertimbangkan dengan seksama, usulan membuat sumur artesis. “Ya sumur artesis solusi terdekat, ke depan lahan gundul itu segera dihijaukan untuk menyimpan air.

Kendala lain masih kata Eka, memang akan ada proyek Bendungan Matenggeng dari pemerintah pusat. Tetangga warga Cibodas di Dusun Kaso, sawah dan daratan akan tenggelam. Pentingnya, program relokasi andai Bendungan Matenggeng terjadi, harus tertib.

“Jangan seperti di proyek Waduk Jatigede Sumedang, menyisakan masalah sosial-eknomi sampai sekarang,” kata Eka yang menekankan pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi, ekologi, dan edukasi. (HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *