Realisasi Serapan dana APBD 2016 Cianjur Jauh dari Target

Realisasi Serapan dana APBD 2016 Cianjur Jauh dari TargetRealisasi serapan dana APBD 2016 Kabupaten Cianjur masih jauh dari target yang ditentukan. Pembangunan fisik menjadi salah satu kendala tercapainya realisasi tersebut, terlebih terdapat beberapa pembangunan yang baru saja dimulai beberapa bulan yang lalu.

Kepala Bidang Akuntansi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Komarudin menyampaikan, pembangunan fisik tidak dimungkiri menjadi sorotan utama dalam penyerapan dana APBD. Hingga saat ini, keseluruhan pembelanjaan baru mencapai 76 persen, dari target 80-90 persen. Angka tersebut tidak sebaik tahun lalu, saat itu realisasi telah menyentuh 82 persen per 1 Desember.

Menurut dia, terdapat beberapa dinas yang terlambat melaporkan realisasi anggaran hingga akhir Desember 2016 ini terkait dengan pembangunan fisik. Kedua dinas tersebut pun disebut berpotensi mencatat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) karena dana yang perlu diserap cukup besar.

“Kami mengkhawatirkan Dinas Pendidikan dan Bina Marga belum menyelesaikan realisasi dan laporan kepada kami. Karena persentase pembangunan di dua dinas itu memang yang paling tinggi,” ujar Komar, Rabu 14 Desember 2016.

Ia menjelaskan, Dinas Pendidikan saat ini tengah dikejar proyek pembangunan fisik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Apalagi, beberapa waktu lalu baru saja dikucurkan DAK Rp 11 miliar untuk pembangunan PAUD dari pemerintah pusat. Hal itu akhirnya diperkirakan membuat Disdik membutuhkan waktu untuk menyerap anggaran yang tersedia.

Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh, Disdik dikatakan siap merealisasikan dana yang diterima secara optimal. Gelontoran dana yang diperoleh akan segera dibelanjakan untuk kebutuhan pembangunan. Hingga saat ini, serapan anggaran Disdik mencapai 72 persen dan ditargetkan dapat meningkat hingga 95 persen sebelum Desember 2016 berakhir.

Sementara itu, pembangunan fisik yang sedang digarap Bina Marga dengan dana dari anggaran perubahan diperkirakan membutuhkan perpanjangan waktu. Pembangunan trotoar jalan yang baru dilaksanakan sejak dua bulan lalu pun belum menunjukkan progres yang signifikan.

“Bisa jadi proyek tersebut diperpanjang kontraknya sampai 50 hari kerja, sesuai dengan Perpres Nomor 53 Tahun 2014. Kalau tidak bisa selesai juga, terpaksa kontrak diputus,” paparnya.

Cuaca disinyalir menjadi salah satu kendala yang mempengaruhi realisasi pembangunan fisik. Hal itu akhirnya mempengaruhi proses pencairan dana pembangunan fisik yang tergantung pada progres di lapangan. Selain itu, kebiasaan pemborong daerah yang seringkali melewatkan tahapan proyek bernilai di bawah Rp 200 juta turut mempengaruhi progres. Komar mengungkapkan, pemborong daerah lebih memilih untuk mengakhirkan pencairan dana agar dapat cair 100 persen.

Siap Lakukan Evaluasi

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Yadi Mulyadi mengaku, DPRD melalui komisi-komisi siap untuk melakukan evaluasi kepada seluruh OPD setempat. Namun, masih dibutuhkan penentuan waktu yang tepat untuk melaksanakannya.

Pasalnya, masih banyaknya program terkait penyerapan anggaran yang harus dilakukan OPD. Yadi mengharapkan, sebelum akhir Desember setiap dinas dapat melakukan penyerapan secara optimal.

Menurut Yadi, menjelang akhir tahun ini seluruh proyek berjalan sesuai dengan perencanaan, dengan anggaran 2016 sebesar Rp 3,5 triliun yang merupakan perubahan dari Rp 3,4 triliun. Data menyebutkan, komposisi belanja tidak langsung mencapai 64,4 persen dan belanja tidak langsung sebesar 35,96 persen.

Data pasti akan segera diperoleh maksimal sebelum akhir Desember melalui proses evaluasi. Penyerapan tahun ini diketahui berada pada target 95 persen. Jika tidak mencapai minimal 85 persen, maka hal tersebut akan mempengaruhi opini penilaian keuangan sekaligus predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *