Pelajar Kabupaten Bogor Tolak Penjual Rokok di Areal Sekolah

Pelajar Kabupaten Bogor Tolak Penjual Rokok di Areal SekolahPuluhan pelajar SMP Negeri 1 Bojonggede, Kabupaten Bogor, menolak penjualan rokok di sekitar sekolahnya melalui aksi copot spanduk iklan rokok di warung terdekat. Mereka juga memperingatkan para pedagang di sana untuk tidak menjual rokok pada pelajar.

Bahkan, para pelajar di sana mengganti spanduk iklan rokok dengan spanduk bertuliskan: Warung ini tidak menjual rokok pada anak. “Merokok itu banyak dampak negatifnya, apalagi untuk pelajar,” kata Ketua OSIS SMP Negeri 1 Bojonggede, Gaizka di sela-sela aksinya.

Menurut Geizka, banyak di antara teman sebayanya yang mulai merokok karena rokok dijual bebas di warung sekitar sekolah mereka. Padahal, daerah lain seperti Kota Bogor dan Jakarta sudah melarang penjualan rokok pada pelajar. Aksi tersebut juga mendapatkan dukungan dari para guru di sana.

Menurut salah seorang guru, Purwadi SMPN 1 Bojonggede menerapkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 8 tahun 2016 tentang Kawasan Tentang Rokok (KTR) dan memberikan sanksi kepada siswa yang merokok di lingkungan sekolah khususnya saat jam belajar mengajar.

“Yang merokok di jam dan lingkungan sekolah akan kami sanksi dengan nilai negatif 100. Lalu kalau ketahuan merokok lagi akan kami keluarkan,” kata Purwadi mengancam. Ia memastikan hukum tersebut berhasil menjauhkan para pelajar dari merokok. Meski, ia tidak bisa memastikan mereka juga tidak merokok di luar lingkungan sekolah karena hal itu menurutnya sudah di luar kewenangan pihak sekolah.

Media Officer Yayasan Lentera Anak, Farah Devana menganggap iklan rokok pada spanduk yang dipasang di warung-warung turut memicu para pelajar yang tadinya tidak merokok menjadi perokok. Sebelum melakukan aksi pencopotan spanduk iklan rokok, ia mengaku terlebih dulu menyosialisasikan larangan penjualan rokok kepada para pedagang di radius 500 meter sekitar sekolah.

Ia menyebut, sedikitnya 10 sekolah di Kabupaten Bogor telah diajak mengampanyekan gerakan penolakan merokok. Sedangkan di seluruh Indonesia, sosialisasi tersebut telah melibatkan pelajar di 90 sekolah. “Ini sekolah yang pertama mencopot iklan rokok, nanti sekolah lainnya menyusul,” kata Farah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *