Sejarah Kemegahan Arsitektur Pendopo Ciamis

Sejarah Kemegahan Arsitektur Pendopo CiamisGedung pendopo Ciamis yang terletak di jantung Kota Ciamis merupakan salah satu bangunan yang mengandung nilai sejarah tinggi. Keberadaannya telah menjadi saksi perjalanan pemerintahan Tatar galuh dari masa ke masa.

Bangunan yang juga disebut “Gedung Nagara” menjadi simbol bahwa peradaban di wilayah ini sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda, bahkan zaman kerajaan.

Catatan sejarah menyebutkan bahwa Gedung Negara ini dibangun pada saat Kabupaten Galuh dipimpin oleh Bupati Raden Adipati Arya (R.A.A) Kusumahdiningrat (1839-1886).

Bupati dengan nama panggilan Kanjeng Prabu ini merupakan salah satu pemimpin Galuh terkemuka dalam deretan panjang sejarah pemimpin Ciamis.

Saat masa awal kepemimpinannya sebagai Bupati Galuh, beliau membangun sejumlah saluran irigasi pertanian, diantaranya saluran Gandawangi, saluran Cikatomas (1842), dan saluran Wangundireja (1862).

Selain membangun sejumlah infrastruktur pertanian padi, beliau juga merintis pembukaan lahan kebun kelapa. Dimana dalam program ini, Kanjeng Prabu membuat kebijakan yang mewajibkan setiap pasangan yang hendak menikah untuk menanam setidaknya dua benih kelapa.

Pembangunan Tatar Galuh kemudian merambah pada program pemenuhan kebutuhan sarana infrastruktur pemerintahan yang dilakukan pada rentang waktu tahun 1859 sampai 1870 yang diawali dengan pembangunan gedung pusat pemerintahan yang disebut Gedung Kabupaten, yang saat ini dimanfaatkan untuk Gedung DPRD Kabupaten Ciamis.

Bangunan kedua yang dibangun adalah Gedung Negara yang tak lain bangunan pendopo saat ini. Disebut Gedung Negara karena pada saat dibangun, bangunan ini diperuntukkan bagi Asisten Residen Galuh.

Sebagaimana diketahui, struktur pemerintahan pada masa kolonial Belanda, asisten residen adalah pegawai negeri tertinggi di suatu afdeling. Sedangkan bupati adalah kepala setempat yang bekerjasama dengan asisten residen.

Jadi tak heran jika arsitektur bangunan Gedung Negara ini dibuat megah dan representatif sesuai dengan zamannya. Sampai saat ini, gaya arsitektur dan keindahannya masih tetap terjaga, meski telah mengalami renovasi beberapa kali.

Evi Yusnita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *