BOMA Jabar Berduka, Olot Karman Kampung Kuta Telah Berpulang

BOMA Jabar Berduka, Olot Karman Kampung Kuta Telah BerpulangAksi.co – Eka Santosa, Sekjen (Duta Sawala) BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar, pada Kamis dini hari (8/11/2018) di kediamannya di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun, Kabupaten Bandung, dikejutkan oleh kabar duka dari Kabupaten Ciamis.

Gerangannya, Jajang Sanaga, Ketua Harian BOMA Jabar dari Kabupaten Tasikmalaya, mengabarkan telah berpulang pada Kamis, 8 November 2018 sekitar pukul 16.00 WIB, Olot (tetua) Karman, dalam usia sekitar 60 tahun. Ia meninggalkan seorang isteri dan beberapa anak.

Diketahui Olot Karman  selama ini, berperan sebagai tetua Kampung Adat Kuta di Desa Karangpaninggal, Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Selama bergiat di BOMA Jabar, menurut beberapa pengurus lain, ia termasuk aktif mengikuti kegiatan penyelamatan lingkungan hidup bersama 30-an Ketua Kampung Adat lainnya di Jabar. Lainnya, ia pernah aktif di beberapa organisasi penyelamatan maupun pengembangan nilai-nilai budaya dan tradisi di tingkat nasional.

Prestasi Olot Karman yang patut kita teladani, di antaranya dalam khazanah kegiatan lingkungan hidup dan kegigihan mempertahankan kearifan lokal. Ganjarannya, warga Kampung Kuta telah memperoleh penghargaan prestisius Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2002, dengan kategori Kampung Penyelamat Lingkungan.

Seturut penuturan Eka, lima hari lalu tepatnya pada hari Minggu, 4 November 2018, dirinya bersama pengurus BOMA Jabar, Deni Tudirahayu, masih berkesempatan menjenguk almarhum Olot Karman di Kampung Kuta. Meskipun, Olot Karman, kala itu ditemui dalam pembaringan, karena kesehatannya menurun cukup drastis, dalam beberapa bulan terakhir ini.

”Itu pertemuan saya terakhir dengan Olot Karman. Yang mengesankan, almarhum kala itu kesadarannya seperti tiba-tiba meningkat, saat kami kami berdua menemui di kediamannya,” papar Eka melalui sambungan telepon.

Kesan mendalam dari sosok Olot Karman yang sekiranya akan selalu diingat,  terutama  oleh rekan-rekan aktivis di BOMA Jabar, kegigihannya untuk selalu berdamai dengan alam.

“Dalam berbagai kesempatan, Olot Karman dengan terbuka, berargumen dengan bahasa sederhana, betapa penting kita harus selalu berdamai dengan alam.Bencana alam yang bertubi-tubi saat ini, penyebabnya kita selalu congkak. Tidak memelihara hutan, gunung, dan sungai dengan semestinya,” papar Eka mengabstraksikan pesan-pesan luhur Abah Karman, dengan memungkas – “Kita kehilangan kegigihan bagaimana sebaiknya menyayangi alam, seperti Olot Karman praktikkan selama puluhan tahun tanpa pamrih.” (HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *