Hakim Asal Turki Ajukan Suaka Politik di Yunani

Hakim Asal Turki Ajukan Suaka Politik di YunaniSeorang hakim asal Turki berusia 48 tahun mengajukan suaka politik di Yunani. Langkah ini dilakukan menyusul sikap keras pemerintah Turki terhadap terduga pendukung kudeta yang berhasil digagalkan pada Juli lalu.

Kantor berita Athena News Agency pada Selasa (30/8) melaporkan bahwa hakim itu mengklaim ia mengajukan suaka demi melarikan diri dari penganiayaan dan perburuan besaran-besaran yang diserukan Presiden Recep Tayyip Erdogan terhadap terduga pendukung kudeta. Identitas sang hakim tidak dipublikasikan.

Di hari yang sama, polisi laut Yunani menyatakan bahwa seorang warga Turki ditangkap setelah diselamatkan bersama dengan enam imigran lain di sebuah kapal di kawasan Pulau Chios. Kewarganegaaan enam imigran tersebut tidak dipublikasikan.

Polisi laut dan aparat Yunani menolak berkomentar soal pengajuan suaka yang diajukan sang hakim.

Sejak percobaan kudeta meletus pada pertengahan Juli lalu, Turki menahan dan menyelidiki 35 ribu terduga pendukung kudeta, baik dari jajaran tentara, pengadilan, akademisi, pegawai pemerintah maupun warga sipil.

Kelompok pemerhati HAM, Amnesty Internasional, pada akhir Juli lalu melaporkan bahwa para terduga pendukung kudeta dipukuli, diperkosa, tidak diberi makanan dan air serta tidak diberikan pendampingan pengacara selama beberapa hari di pusat-pusat penampungan resmi dan tidak resmi di Istanbul dan Ankara.

Setelah kudeta yang menewaskan lebih dari 200 orang tersebut berhasil digagalkan, delapan tentara Turki kemudian melarikan diri dengan helikopter dan tiba di kota Alexandroupolis pada 16 Juli, hanya sehari setelah kudeta meletus. Mereka kemudian mengajukan suaka politik di Yunani.

Kedelapan tentara itu memulai proses permohonan suakanya pada Jumat (19/8) lalu, dan jika suaka gagal diberikan, mereka terancam akan dipulangkan kembali ke Turki untuk menjalani hukuman berat.

Turki secara resmi telah menuntut agar para tentara yang disebut “pengkhianat” dan “teroris” ini diekstradisi. Mereka yang terdiri dari tiga mayor, tiga kapten dan dua sersan mayor membantah terlibat kudeta dan takut nyawa mereka terancam jika kembali ke Turki.

Turki tengah berupaya agar tokoh agama yang dituding mendalangi kudeta, Fethullah Gulen diekstradisi dari Amerika Serikat. Gulen, yang menampik tuduhan itu dan menilai kudeta Turki hanya rekayasa, hidup dalam pengasingan di Pennsylvania setelah bermusuhan dengan Erdogan.

Pekan lalu, AS mengonfirmasi bahwa Turki secara resmi meminta ekstradisi Gulen, tapi bukan terkait upaya kudeta militer seperti yang selama ini dirumorkan. Menurut juru bicara Kemlu AS, Mark Toner, Turki mengajukan permohonan ekstradisi Gulen karena tokoh agama itu memang dicari oleh otoritas Turki.

Pemerintah Turki, termasuk Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, sebelumnya memperingatkan bahwa hubungan negaranya dengan AS dapat terkena imbasnya jika permintaan untuk mengekstradisi Gulen tak terpenuhi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *