Dituduh Terima Suap, Menteri Ekonomi Rusia Ditahan

Dituduh Terima Suap, Menteri Ekonomi Rusia DitahanMenteri Ekonomi Rusia, Alexei Ulyukayev, ditahan oleh penyelidik atas dugaan menerima suap terkait kasus akuisisi perusahaan minyak Bashneft.

“Menteri (Ulyukayev) ditahan. Dalam waktu dekat, penyelidik berencana menjatuhkan tuduhan atasnya,” demikian bunyi pernyataan resmi Komite Penyelidikan Rusia, seperti dikutip Reuters, Selasa (15/11).

Komite Penyelidikan mengatakan bahwa Ulyukayev diduga menerima suap sebesar US$2 juta atau setara Rp226,7 miliar dari Rosneft untuk menyetujui pembelian saham perusahaan produsen minyak skala menengah, Bashneft.

Seorang sumber aparat hukum mengatakan kepada media Rusia bahwa dugaan suap ini mulai kuat ketika penyelidik melakukan penyadapan terhadap alat komunikasi Ulyukayev.

Penyelidik mendapatkan bukti yang cukup kuat ketika muncul dugaan bahwa uang suap itu akan diberikan pada Senin (14/11).

Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin sudah mengetahui proses penyelidikan terhadap salah satu menteri dalam kabinetnya ini.

“Ini merupakan tuduhan yang serius. Hanya pengadilan yang dapat menjatuhkan dakwaan,” ucap Peskov.

Proses penahanan ini menggemparkan Rusia. Pasalnya, Ulyukayev merupakan pejabat tinggi negara pertama yang ditahan dalam sejarah Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Reuters melaporkan bahwa penahanan ini dapat dianggap sebagai bukti keseriusan pemerintah Rusia dalam memerangi korupsi, salah satu isu yang menjadi perbincangan hangat menjelang pemilihan umum pada 2018 mendatang.

Perang dua kubu di Kremlin

Namun, kisruh akuisisi Bashneft oleh Rosneft ini disinyalir hanya merupakan perang di antara kubu-kubu di Kremlin, yaitu kelompok orang dekat Putin yang menginginkan peran besar dalam perekonomian negara dan pendukung ekonomi liberal.

Kepala Rosneft, Igor Sechin, merupakan orang berpengaruh besar di Rusia dan memiliki hubungan dekat dengan Putin. Selama ini, ia melobi agar pemerintah memberikan lampu hijau atas akuisisi Bashneft.

Rencana ini ditolak oleh beberapa kaum ekonomi liberal dalam pemerintahan yang memiliki hubungan baik dengan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev. Selama ini, Medvedev menganggap Bashneft harus berada di tangan investor privat.

Uylukayev sendiri sebenarnya menolak akuisisi Bashneft ini, tapi ia kemudian malah menyetujui kesepakatan tersebut.

Menteri yang menjabat sejak Juni 2013 ini juga bukan merupakan bagian dari dua kubu besar dalam Kremlin.

Namun, ia dirumorkan dekat dengan Andrei Kostin, kepala Dewan Pengawas (VTB), perusahaan jasa keuangan pemberi pinjaman terbesar kedua di Rusia.

Kepala Serikat Pelaku Industri dan Wirausahawan Rusia, Alexander Shokhin, pun mencium gelagat aneh dalam penangkapan ini.

Menurutnya, sudah ada konsensus bahwa saham Bashneft dijual ke Rosneft dengan harga pasar. Maka menurut Shokhin, pemberian suap ini aneh karena penjualan saham itu juga sudah disepakati oleh semua pihak.

“Ini akan memicu guncangan pemerintahan yang serius,” kata Shokhin.

Menanggapi penahanan ini, kantor Medvedev hanya merilis pernyataan berbunyi, “Perdana menteri meyakini bahwa penyelidikan melelahkan ini sangat diperlukan.”

Namun sebalinya, juru bicara Rosneft, Mikhail Leontyev, mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam kesepakatan Bashneft ini.

“Kesepakatan ini sudah sesuai aturan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed