Turki klaim AS Akan Ekstradisi Fethullah Gulen

Turki klaim AS Akan Ekstradisi Fethullah GulenPemerintah Turki, Jumat 12 Agustus 2016, mengatakan, telah ada kemajuan signifikan terkait proses ekstradisi Fethullah Gulen yang telah diajukan kepada pemerintah Barack Obama sejak 16 Juli lalu.

Seperti dilaporkan AFP, Turki mengklaim telah mendapat “sinyal positif” dari Amerika Serikat terkait ekstradisi Gulen. Selama hampir sebulan terakhir ini, Turki terus menekan AS agar Gulen yang dituding Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai dalang utama kudeta 15 Juli lalu itu, segera dipulangkan ke Turki.

Namun pemerintah AS menolak permintaan Turki yang membuat Erdogan meradang dan menyebut pemerintah Obama telah buta dan tuli.
AS menolak karena sampai saat ini tak ada bukti konkrit yang menunjukkan Gulen yang memiliki sejumlah bisnis pendidikan di sejumlah negara itu, sebagai aktor intelektual serangan kudeta militer 15 Juli lalu.

Meskipun Turki telah menyerahkan sejumlah dokumen terkait Gulen, AS tetap menilai hal tersebut tak bisa dijadikan sebagai bukti keterlibatan Gulen.
Di kalangan dunia internasional juga banyak yang meyakini bahwa Gulen bukan otak kudeta gagal bulan lalu.

Namun Erdogan terus membuat kampanye yang menargetkan Gulen dan pengikutnya sebagai biang kerok percobaan kudeta untuk melengserkan dirinya tersebut. Selain operasi pembersihan Gulenis yang telah membuat lebih dari 60.000 warga Turki dari berbagai kalangan dipecat dan ditahan tanpa dakwaan. Selain itu, dalam sebulan terakhir ini, Erdogan telah melakukan mobilisasi massa sebanyak tiga kali untuk menunjukkan dirinya sampai saat ini masih didukung mayoritas rakyat Turki.

Gulen sendiri selama ini telah berulang kali membantah semua tuduhan pemerintah Erdogan. Dia mengatakan, jika sepersepuluh saja tuduhan Erdogan terbukti, maka dirinya akan secara sukarela kembali ke Turki.

Terkait klaim Turki soal sinyal positif dari AS tersebut, sampai saat ini tak ada konfirmasi dari Gedung Putih. Yang jelas, otoritas Washington masih berkukuh selama tak ada bukti kuat dari Turki soal keterlibatan Gulen, pihaknya tak akan mengekstradisi sang ulama yang telah menetap di AS sejak 1999 itu.

Dilaporkan, Menlu AS John Kerry and Wakil Presiden Joe Biden berencana akan mengunjungi Turki dalam waktu dekat ini. AFP menyebutkan, kunjungan tersebut akan berlangsung pada 24 Agustus mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *